*ONE DAY ONE HADITS*
Ahad, 27 Mei 2018 / 11 Ramadhan 1439 H.
*"Musafir Boleh Tidak Berpuasa"*
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ حَمْزَةَ بْنَ عَمْرٍو الْأَسْلَمِيَّ قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَأَصُومُ فِي السَّفَرِ وَكَانَ كَثِيرَ الصِّيَامِ فَقَالَ إِنْ شِئْتَ فَصُمْ وَإِنْ شِئْتَ فَأَفْطِرْ . (رواه البخاري)
Artinya:
_Dari Aisyah radhiyallahu 'anhu, istri Nabi Shallahu 'Alaihi Wa sallam, bahwasanya Hamzah bin 'Amr al-Aslami bertanya kepada Nabi SAW.: "Apakah boleh aku berpuasa dalam safar (perjalanan) ? -Beliau adalah seorang yang banyak melakukan puasa-." Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda; “Berpuasalah jika kamu mau dan berbukalah jika kamu mau.”_ (HR. Al-Bukhari)
*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*
1. Dalam bulan Ramadhan, Allah telah mewajibkan kaum muslimin yang telah mencukupi syarat dan ketentuannya untuk berpuasa baik laki-laki, perempuan, petani, pedagang, tukang bangunan, sopir, dan lain-lain. Namun ada beberapa kelompok yang diberi keringanan _(ruhshah)_ oleh Allah SWT. untuk tidak melaksanakan puasa, diantaranya adalah orang yang melakukan safar (perjalanan). Dan ia diwajibkan untuk menggantinya (mengqadha') di hari yang lain.
2. Para Ulama Fiqih memberi beberapa persyaratan mengenai kebolehan tidak puasa bagi musafir ini yaitu jarak perjalanan sesuai dengan jarak kebolehan qashar (meringkas) shalat yaitu 81 km, perjalanan adalah untuk hal yang dibolehkan seperti menyambung silaturrahim, perjalanannya dilakukan pada malam hari dan sebelum terbit fajar (waktu subbuh) telah melewati batas daerah tempat tinggalnya, dan seterusnya.
3. Terlepas dari kemudahan yang diberikan oleh agama, sebaiknya kita melihat kondisi tubuh kita. Jika berat melakukan puasa, maka lebih utama untuk tidak melakukam puasa. Dan jika sebaliknya, sebaiknya tetap berpuasa, karena puasa di bulan Ramadhan pahalanya jauh lebih besar dari selainnya.
4. Ada tiga kondisi musafir :
(1) Apabila musafir berpuasa akan membahayakannya atau sangat memberatkannya maka hukumnya haram, sebagaimana firman Allah ta’ala,
١- وَلاَ تَقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ إِنَّ الله كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا ۞
_“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”_ [QS. An-Nisa’: 29]
٢- وَلاَ تُلْقُواْ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ...۞
_“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.”_ [Al-Baqoroh: 195]
(2) Apabila musafir berpuasa akan memberatkannya, namun ia masih mampu untuk berpuasa maka hukumnya makruh, berdasarkan hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ’anhuma, beliau berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ، فَرَأَى زِحَامًا وَرَجُلًا قَدْ ظُلِّلَ عَلَيْهِ، فَقَالَ مَا هَذَا؟ فَقَالُوا: صَائِمٌ، فَقَالَ لَيْسَ مِنَ البِرِّ الصَّوْمُ فِي السَّفَرِ (متفق عليه)
_“Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah melihat kerumunan orang dan seseorang yang dinaungi (karena kepayahan). Beliau pun bersabda: Ada apa dengannya? Mereka berkata: Dia sedang puasa. Maka beliau bersabda: Tidak termasuk kebaikan, melakukan puasa ketika safar.”_ [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Dalam riwayat An-Nasaai,
إِنَّهُ لَيْسَ مِنَ الْبِرِّ أَنْ تَصُومُوا فِي السَّفَرِ، وَعَلَيْكُمْ بِرُخْصَةِ اللهِ الَّتِي رَخَّصَ لَكُمْ فَاقْبَلُوهَا
_“Sesungguhnya tidak termasuk kebaikan, kalian berpuasa ketika safar, hendaklah terhadap keringanan dari Allah yang Dia berikan kepada kalian, terimalah.”_ [HR. An-Nasaai dalam As-Sunan Al-Kubro dari Jabir radhiyallahu’anhu, Shahihut Targhib: 1054]
Dan sabda Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam,
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ أَنْ تُؤْتَى رُخَصُهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ تُؤْتَى مَعْصِيَتُهُ .
_“Sesungguhnya Allah mencintai keringanan-keringanan dari-Nya diambil, sebagaimana Allah membenci kemaksiatan kepada-Nya dilakukan.”_ [HR. Ahmad dan Ibnu Hibban dari Ibnu Umar radhiyallahu ’anhuma, Shahihul Jaami’: 1886]
Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata,
إذا اشتد الحر، وعظمت المشقة، تأكد الفطر، وكره الصوم للمسافر
_“Apabila sangat panas dan berat bebannya maka dimakruhkan bagi musafir untuk berpuasa.”_ [Majmu’ Fatawa Ibni Baz, 15/237]
(3) Apabila musafir berpuasa tidak membahayakannya dan tidak pula memberatkannya, atau kondisinya sama saja, baik berbuka atau berpuasa tidak ada bedanya, maka boleh baginya untuk berpuasa dan boleh berbuka, berdasarkan hadits dari 'Aisyah radhiyallahu ’anha di atas.
*Tema hadits yang berkaiatan dengan ayat Al-Qur'an :*
1. Musafir, yakni orang yang melakukan perjalanan jauh dibolehkan berbuka dan tidak diwajibkan berpuasa, namun wajib mengqadha' sejumlah yang ditinggalkannya pada hari lain;
١- ... فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ...۞
_“Maka siapa diantara kalian yang sakit atau dalam perjalanan jauh (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain (di luar Ramadhan).”_ [Al-Baqoroh: 184]
٢- ... وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ...۞
_“Dan siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.”_ [Al-Baqoroh: 185]
*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga barokah dan manfaat....*
•┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•
*"SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN 1439 H."*
Semoga amal ibadah kita diterima dan diridhoi Allah SWT. Aaamiin...
┗━━━━━━━━━━━🔴💝🔴🍃┛
0 komentar:
Post a Comment