SITEMAP

CONTACT US

Cari di Blog Ini

 
Selamat Datang di Web Blog Pembelajaran IPA Sahabat 2 Edu By: Ferry Yutama (ferry.yutama@gmail.com)

2.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

Thursday, September 15, 2022

A.      Kesimpulan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Penerapannya di Kelas

    Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang di dalamnya terdapat serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis oleh guru agar mampu mengakomodasi seluruh kebutuhan murid yang berbeda di dalam kelas atau lingkungan sekolah. Sebagai guru, tentunya dipahami bahwa jumlah murid yang diajar di dalam kelas memiliki keberagaman tersendiri karena sejatinya setiap murid memiliki keunikannya masing-masing. Dengan keunikan tersebut, guru sebagai pendidik bertindak sebagai fasilitator dalam memahamkan materi kepada murid dan memfasilitasi agar semua murid mampu memproses ide atau informasi yang diperolehnya serta mampu mengembangkan suatu produk sesuai dengan kemampuan muridnya masing-masing. Untuk itu, pada pembelajaran berdiferensiasi, perlu persiapan atau strategi pembelajaran yang tepat dari guru baik meliputi diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk dengan mengacu pada aspek pemetaan kebutuhan belajar murid.

Dasar pemetaan kebutuhan belajar murid dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi meliputi tiga hal, yaitu:

1.   Kesiapan Belajar Murid

Sebelum mempelajari materi atau topik, guru perlu memetakan kebutuhan murid. Dalam hal ini, guru harus mendiagnosis kesiapan belajar murid. Misalnya, pada diferensiasi konten, ada murid yang sudah siap mempelajari materi yang di dalamnya terdapat masalah berupa tantangan atau kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Ada juga murid yang mungkin masih perlu mempelajari hal-hal yang mendasar dalam memahami materi. Tentunya, perbedaan kognitif dari murid membantu guru untuk mempersiapkan bahan ajar, cara atau strategi yang dapat mengakomodasi kebutuhan tersebut dalam pembelajaran. Jumlah bantuan atau dukungan yang diberikan guru kepada murid menyesuaikan dengan tingkat kesiapan belajar murid itu sendiri.

2.   Minat Belajar Murid

Hal lain yang perlu dilakukan sebelum melakukan pembelajaran berdiferensiasi adalah guru perlu memetakan murid berdasarkan minat belajarnya. Sebagai contoh, ada murid yang senang belajar seni, olah raga, sains atau bidang-bidang tertentu. Dalam hal ini, guru harus siap untuk memfasilitasi kebutuhan murid tersebut. Guru dapat memberikan pilihan kepada muridnya untuk belajar sesuai dengan minatnya, misalnya dalam menghasilkan produk. Dalam diferensiasi produk, murid menghasilkan produk sebagai bentuk pencapaian tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan minat belajar murid masing-masing. Murid diberikan kebebasan dalam belajar. Murid bebas menghasilkan produk baik berupa teks atau tulisan seperti artikel, narasi, karangan atau bentuk produk lain yang sesuai minat belajarnya seperti audio, video, poster, mind mapping dan lainnya baik secara individu maupun secara berkelompok selama produk tersebut merujuk pada indikator atau standarisasi minimum penilaian.

3.   Profil Belajar Murid

Pemetaan kebutuhan murid berdasarkan profil belajar murid lebih kepada bagaimana murid belajar sesuai dengan gaya belajarnya yang beragam atau bervariasi. Misalnya pada diferensiasi proses, untuk murid yang memiliki gaya belajar visual maka pada proses pembelajaran guru dapat memberikan materi dengan menggunakan media berupa gambar-gambar, tampilan slide power point, grafik dan sebagainya yang membantu murid dalam belajar dan mengaitkan konsep satu dengan yang lainnya sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Demikian pula, untuk murid yang memiliki gaya belajar auditori maka guru dapat memberikan materi menggunakan atau diiringi dengan musik.

Dengan ketiga dasar pemetaan tersebut, guru akan mampu merancang pembelajaran berdiferensiasi dengan baik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai, yaitu mampu mengakomodasi segala perbedaan dari murid, apa yang dibutuhkan oleh murid dalam belajar dan apa yang dapat dilakukan oleh murid terhadap pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya serta bagaimana guru dapat merespons seluruh kebutuhan belajar murid yang berbeda tersebut.

Bagaimana kita dapat melaksanakan pembelajaran yang berdeferensiasi sehingga dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan mencapai hasil pembelajaran yang optimal? Untuk menjawab pertanyaan tersebut akan lebih baik jika kita memahami strategi pembelajaran berdeferensiasi. Strategi pembelajaran berdeferensiasi ada 3, yaitu;

a.  Diferensiasi Konten adalah segala materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada muridnya yang mengacu kepada kemampuan dan keterampilan.

b. Diferensiasi Proses adalah rangkaian kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung secara sistematis dan variatif dengan memperhatikan kebutuhan murid ataupun pendekatan emosional.

c.  Diferensiasi Produk adalah hasil atau tagihan dari suatu proses pembelajaran yang telah dilakukan murid sesuai pemahaman belajar mereka dalam bentuk produk.

Pembelajaran deferensiasi dapat berjalan dengan hasil yang optimal apabila kita pada tahap awal melakukan assesmen  diagnostic terlebih dahulu. Assesmen diagnostic dapat dilakukan dengan melihat rapor anak pada tingkat terdahulu, membuat angket untuk diisi siswa ataupun orang tua, wawancara dengan siswa dan guru pada kelas sebelumnya, ataupun dapat juga dengan membuat asesmen pada setiap materi yang akan diajarkan.

Hasil asesmen yang telah diperoleh digunakan untuk menentukan proses pembelajaran selanjutnya. Dapat dengan menggunakan pembelajaran berdeferensiasi konten, proses maupun produk tergantung pada materi yang akan disampaikan ataupun kesiapan dari murid. Dengan menyediakan sumber belajar, media belajar dan kegiatan belajar yang beragam dapat mengakomodasi kesiapan, minat atau gaya belajar anak yang berbeda-beda. Pembelajaran berdeferensiasi apabila dilaksanakan dengan benar maka tujuan pembelajaran yang diamanatkan Ki Hajar Dewantara pun dapat tercapai dengan optimal.

 

B.     Pembelajaran Berdiferensiasi dapat Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid dan Membantu Mencapai Hasil Belajar yang Optimal

Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal. Kebutuhan belajar murid tersebut antara lain :

1.   Kesiapan Belajar Murid (Readiness

Kesiapan serta kapasitas murid untuk mempelajari dan memahami materi baru yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran. Murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya

2.   Minat Belajar Murid 

Salah satu hal terpenting yang dapat memotivasi murid untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran karena pembelajaran diberikan dengan memperhatikan apa yang mereka sukai . Tugas-tugas yang diberikan akan memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid.

3.   Profil Belajar Murid 

Menurut Tomlinson dalam Hockett tahun 2018 mengatakan bahwa profil belajar murid ini merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dan lain-lain. Memberikan kesempatan kepada murid  untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai.

Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, baik dari kesiapan belajar siswa, minat belajar siswa, dan profil belajar siswa. Tomlinson (2001: 46) mengatakan bahwa merancang pembelajaran mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik, biasanya Anda akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. 

Mendapatkan informasi tentang kebutuhan belajar murid, tidak selalu harus melibatkan sebuah kegiatan yang rumit. Guru yang memperhatikan dengan seksama hasil penilaian formatif, perilaku murid, refleksi murid, dan terbiasa mendengarkan dengan baik murid-muridnya biasanya akan lebih mudah mengetahui kebutuhan belajar murid-muridnya.  Membuat catatan tentang profil murid juga akan sangat membantu guru menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan murid-muridnya.

 

C.      Kaitan antara Materi dalam Modul Ini dengan Modul Lain

Pada modul 1.1, Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara yang mengatakan bahwa pendidikan harus menuntun anak untuk mencapai kodrat dan setiap anak memiliki keunikannya sendiri serta berkembang sesuai dengan potensi dan minatnya masing-masing. Guru bertindak sebagai pamong agar anak tidak kehilangan arah dan mencapai kebahagiaan serta keselamatan setinggi-tingginya. Pembelajaran berdiferensiasi ini sangat mendukung upaya guru dalam usaha memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam dan dalam prosesnya selalu berorientasi pada keberpihakan kepada murid.

Pada modul 1.2, Pembelajaran berdiferensiasi ini sangat mendukung upaya guru dalam usaha memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam dan dalam prosesnya selalu berorientasi pada keberpihakan kepada murid. Sedangkan, pada modul 1.3, guru penggerak memiliki visi untuk melakukan perubahan positif dalam pembelajaran yang berpihak pada murid dengan memperhatikan kebutuhan belajar murid (pembelajaran berdiferensiasi) dengan strategi pendekatan IA, menggunakan tahapan BAGJA, yaitu :

1.   Buat pertanyaan terkait pemetaan kebutuhan belajar siswa.

2.   Ambil pelajaran dari apa yang sudah pernah dilakukan.

3.   Gali mimpi tentang kondisi ideal yang akan terjadi dalam proses pembelajaran.

4.   Jabarkan rencana melalui 3 strategi pembelajaran berdiferensiasi.

5.   Atur eksekusi dengan melakukan penilaian yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.

Pembelajaran berdiferensiasi akan dapat dilakukan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan, jika didukung dengan lingkungan yang menerapkan budaya positif di sekolah. Guru memiliki peran penting dalam membentuk atmosfer lingkungan yang positif. Lingkungan yang positif akan terwujud karena adanya budaya positif yang lahir dari disiplin internal dalam komunitas belajar.

 

 

 

 

1.4.a.9.1. Forum Berbagi Aksi Nyata - Budaya Positif Gemar Membaca Melalui Pojok Baca

Tuesday, September 13, 2022

1.4.a.9. Forum Berbagi Aksi Nyata - Budaya Positif Gemar Membaca Melalui Pojok Baca

 

Ferry Yudha Pratama, S.Pd., Gr.

SMP Muhammadiyah 9 Bojonegoro


 Latar Belakang


Membaca merupakan hal penting dalam kehidupan karena segala semua kegiatan dilalui dengan membaca. Membaca adalah suatu proses untuk kegiatan yang digunakan pembaca guna memperoleh pesan yang akan disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahan tulis (Tarigan,1994:7).

Budaya membaca dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, salah satunya ialah memberitahukan fungsi dari membaca itu sendiri. Berikut dipaparkan beberapa fungsi membaca:

·  Membaca merupakan suatu gerbang untuk mencapai kesuksesan. Mengapa demikian? Karena dengan membaca kita dapat menambah ilmu serta wawasan, dengan begitu kita dapat mencapai gerbang kesuksesan dengan mudah. Tentu saja kita semua ingin menjadi orang sukses, maka dari itu kita harus membudidayakan budaya membaca sedini mungkin.

·  Membaca juga merupakan alat untuk menjelajah dunia. Hanya dengan membaca kita dapat mengetahui, mengenal, merasakan dunia tanpa harus benar-benar pergi keliling dunia. Kita hanya perlu membaca buku-buku mengenai sejarah-sejarah dunia, budaya-budaya yang ada di dunia, dll.

·  Membaca menuntun kita untuk menjadikan negara kita menjadi negara yang maju. Karena dengan banyak membaca, kita bisa menjadi orang yang cerdas. Dengan menjadi orang yang cerdas kita bisa membangun negara kita menjadi negara yang terpandang, negara yang tidak diremehkan, dan negara yang diakui karena kehebatannya.

Untuk itu salah satu cara dalam menciptakan lingkungan dengan budaya membaca adalah mengadakan Pojok Baca di setiap kelas. Pojok Baca adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa di setiap waktu luang disela-sela jam pelajaran untuk membaca buku yang telah tersedia di rak pojok kelas.

 

Tujuan

Budaya posistif membaca melalui Pojok Baca peserta didik menjadi lebih gemar dalam membaca dan untuk mengenalkan kepada siswa beragam sumber bacaan untuk dimanfaatkan sebagai media, sumber belajar, serta memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan.

 

Tolok Ukur

·  Peserta Didik menjadi terbiasa membaca,

·  Peserta Didik menjadi lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat terutama ketika presentasi,

·  Meningkatkan pengetahuan peserta didik.

 

Lini Masa Tindakan yang Dilakukan

· Melakukan sosialisasi dengan kepala sekolah, guru/wali kelas dan peserta didik mengenai budaya posistif membaca melalui Pojok Baca (Minggu ke-3),



·  Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang pentingnya budaya posistif membaca (Minggu ke-3),



· Guru/wali kelas dan pengurus kelas membantu memfasilitasi bahan bacaan untuk peserta didik (Minggu ke-3),




· Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk membawa bahan bacaan yang dibacanya dan saling berbagi bahan bacaan dengan teman lainnya (Minggu ke-3),


· Melakukan kegiatan budaya posistif membaca melalui pojok baca pada jam istirahat dan atau sebelum pembelajaran dimulai (Minggu ke-4),

·  Mendokumentasikan setiap budaya posistif membaca melalui pojok baca ini di kelas (Minggu ke-4).




Dukungan yang Dibutuhkan

·  Dukungan dari kepala sekolah dan sesama rekan guru/wali kelas

·  Orang tua sebagai pendamping peserta didik dalam menerapkan budaya positif

· Buku dan bahan bacaan disediakan oleh peserta didik dengan membawa koleksi bacaannya dari rumah.



Video Penerapan Budaya Positif Gemar Membaca Melalui Pojok Baca





Subscribe to my Newsletter