SITEMAP

CONTACT US

Cari di Blog Ini

 
Selamat Datang di Web Blog Pembelajaran IPA Sahabat 2 Edu By: Ferry Yutama (ferry.yutama@gmail.com)

HADITS #132

Monday, April 30, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Senin, 30 April 2018 / 14 Sya'ban 1439 H.

*"Diangkatnya Amal Seseorang"*

عَنْ أُسَامَةُ بْن ُ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ . (رواه النساءى)

Artinya :
_Dari Usamah bin Zaid, bertanya; Wahai Rasulullah SAW, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya'ban?" Baginda bersabda: "Itulah bulan yang manusia lalai darinya; ia (Sya'ban) bulan yang berada di antara bulan Rejab dan Ramadhan, yaitu bulan yang disana berisikan berbagai amal untuk dibawa naik kepada Rabb semesta alam, aku suka amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa."_ (HR. An-Nasai no: 2317)

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Bulan Sya'ban, bulan paling banyak Rasulullah SAW berpuasa sunah dibanding bulan lainnya.
2. Bulan Sya'ban, bulan kebanyakan manusia lalai dalam hal meningkatkan amal dan iman.
3. Rasulullah SAW menyarankan agar diperbanyakkan amal pada bulan Sya'ban seperti puasa sunah, shalat sunah, sedekah, tilawah al-Qur'an, dzikrullah, dan lain-lain.
4. Setiap hari amalan kita akan diangkat ke langit, ada amalan kita yang akan dibawa naik kepada Allah SWT pada bulan Sya'ban.
5. Rasulullah SAW memperbanyakkan amal seperti puasa sunah pada bulan Sya'ban karena suka amalnya diangkat ketika baginda sedang berpuasa.
6. Abu Bakr Al Balkhi berkata:

شَهْرُ رَجَبٍ شَهْرُ الزَّرْعِ  وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ سَقْيِ الزَّرْعِ وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ حِصَادِ الزَّرْعِ

_"Bulan Rajab waktu menanam, bulan Sya'ban waktu menyiram tanaman dan bulan Ramadhan waktu menuai hasil."_
7. Ibadah yang paling afdhol adalah yang sesuai dengan tuntunan nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam. Allah Taala Berfirman :

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡ‌ۗ

_"Katakanlah (wahai Muhammad kepada umatmu): Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian."_ (QS. Ali Imran: 31)
8. Rasulullah SAW memperbanyak puasa di bulan Sya'ban dibandingkan dengan bulan lainnya.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم –  فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ

_"...Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah SAW. berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.”_ (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha juga mengatakan:

لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

_“Nabi SAW. tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi SAW. biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.”_ (HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156)
9. Amalan-amalan sunah merupakan bukti kecintaan hambanya kepada Allah SWT, hadits qudsi berikut menunjukkan tentang hal tersebut:

وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطُشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِى لأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِى لأُعِيذَنَّهُ

_“Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya.”_ (HR. Bukhari no. 2506).
10. Orang yang senantiasa melakukan amalan sunnah (mustahab) akan mendapatkan kecintaan Allah, lalu Allah akan memberi petunjuk pada pendengaran, penglihatan, tangan dan kakinya. Allah juga akan memberikan orang seperti ini keutamaan dengan mustajabnya (terkabulnya) do’a.

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

1. Sebagai tanda cinta kepada Allah adalah pengikuti amaliyah yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. sehingga Allah SWT. mengampuni dosa-dosanya;

١- قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ  ۗ  وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ۞

_"Katakanlah (Muhammad), Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."_ (QS. Ali 'Imran/3: 31)

٢- قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ  ۖ  فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكٰفِرِينَ ۞

_"Katakanlah (Muhammad), Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir."_ (QS. Ali 'Imran/3: 32)

*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga barokah dan manfaat....*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #131

Sunday, April 29, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Ahad, 29 April 2018 / 13 Sya'ban 1439 H.

*"Konsep Keharmonisan Hidup Bermasyarakat"*

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ بْنِ قَعْنَبٍ حَدَّثَنَا دَاوُدُ يَعْنِي ابْنَ قَيْسٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ مَوْلَى عَامِرِ بْنِ كُرَيْزٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنْ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ. (رواه مسلم)

Artinya :
_Dari Abu Hurairah ra. dia berkata; Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Janganlah kalian saling mendengki, saling memfitnah, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim lainnya dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim yang satu dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara tidak boleh menyakiti, merendahkan, ataupun menghina. Takwa itu ada di sini (Rasulullah SAW. menunjuk dadanya), Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Seseorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia menghina saudaranya sesama muslim. Muslim yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya. hartanya, dan kehormatannya."_
(HR. Muslim)

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*
1. Menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang harmonis tentunya tidak terlepas dari proses saling menghargai satu sama lain.
2. Islam sangat memperhatikan etika bermasyarakat. Tak hanya sesama muslim, begitu juga dengan non-muslim.
3. Kita diperintahkan agar menjaga hubungan baik dan berlaku adil selama non-muslim tersebut tidak mengganggu dan memerangi umat Islam.
4. Terdapat banyak keterangan dalam literatur hadits nabawi bahwa baginda Nabi SAW. menjaga hubungan baik bahkan dengan non-muslim. Terlebih dengan sesama muslim saudara seiman.
5. Berbeda ormas, partai, tokoh panutan, dan beda pilihan calon pemimpin bukan alasan seseorang untuk saling mencaci, memfitnah dan membenci tetapi justru untuk merekatkan kerukunan dan keharmonisan hidup bermasyarakat agar satu sama lain saling menghargai.

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

❀ Secara berurutan Allah SWT. berfirman dalam QS. Al-Hujurat/49: 10-13, yang intinya memerintahkan kepada kita umat manusia agar menjaga kerukunan dan keharmonisan hidup bermasyarakat;

١- إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ  ۚ  وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ۞

_"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."_ (QS. Al-Hujurat/49: 10)

٢- يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰىٓ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّنْ نِّسَآءٍ عَسٰىٓ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ  ۖ  وَلَا تَلْمِزُوٓا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقٰبِ  ۖ  بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمٰنِ  ۚ  وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَأُولٰٓئِكَ هُمُ الظّٰلِمُونَ ۞

_"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."_ (QS. Al-Hujurat/49: 11)

٣- يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ  ۖ  وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُمْ بَعْضًا  ۚ  أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ  ۚ  وَاتَّقُوا اللَّهَ  ۚ  إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ ۞

_"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang."_ (QS. Al-Hujurat/49: 12)

٤- يٰٓأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَأُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا  ۚ  إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقٰىكُمْ  ۚ  إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ۞

_"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti."_ (QS. Al-Hujurat/49: 13)

*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga barokah dan manfaat....*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #130

Saturday, April 28, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Sabtu, 28 April 2018 / 12 Sya'ban 1439 H.

*"Mengqodho Shalat Tahajjud"*

عائشة رضي الله عنها، قَالَتْ: كَانَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم إِذَا فَاتَتْهُ الصَّلاةُ مِنَ اللَّيلِ مِنْ وَجَعٍ أَوْ غَيرِهِ، صَلَّى مِنَ النَّهارِ ثنْتَيْ عَشرَةَ رَكْعَةً. (رواه مسلم)
Artinya :
_Dari 'Aisyah rodhiAllahu anha berkata: Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bila di malam hari tidur karena sakit atau lainnya sehingga beliau tidak melakukan shalat Tahajjud, maka di siang harinya beliau shalat sebanyak dua belas raka’at.”_ [HR. Muslim]

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Hadits tersebut memberi petunjuk disyari'atkannya mengqadha' Sholat Malam juga Sholat Sunah lainnya.
2. Orang yang tidak bisa melakukan Shalat Tahajjud karena ada suatu halangan, seperti sakit, atau ketiduran, atau lainnya. Orang seperti ini dengan izin Allah, tetap dituliskan pahala untuknya. Namun demikian mereka disunnahkan mengqadha’ Shalat Tahajjudnya yang tertinggal itu di siang hari dengan tanpa melakukan witir.

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

❀ Merupakan perintah dari Allah kepada Nabi SAW. untuk mengerjakan Shalat Sunah malam hari sesudah Shalat Fardhu;

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا ۞

_"Dan pada sebagian malam hari, shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji."_ [QS. Al-Isra'/17: 79]

*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga barokah dan manfaat....*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #129

Friday, April 27, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Jum'at, 27 April 2018 / 11 Sya'ban 1439 H.

*"Kriteria Pasangan Hidup"*

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ         
(رواه البخارى)
Artinya :
_Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi SAW, bersabda: "Wanita itu dinikahi karena empat perkara, yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah kerana agamanya, niscaya kamu akan beruntung."_ (HR Bukhari No: 4700)

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Pernikahan adalah ibadah sakral yang dalam Al-Qur'an disebut dengan mitsaqan ghalidzan.
2. Pernikahan dan hidup berumah tangga tidak hanya pertemuan antara lelaki dan wanita tetapi lebih dari itu merupakan penyatuan dua keluarga besar untuk hidup dalam naungan ridha Allah SWT.
3. Pemilihan calon pendamping hidup baik wanita maupun pria seyogyanya di atas kriteria berikut ini:
a. karena hartanya, maksudnya dalam berkeluarga maisyah (penghidupan) tetap menempati urutan pokok karena kita masih hidup di dunia yang segalanya bisa didapatkan dengan mudah bila harta cukup.
b. karena keturunannya agar memperoleh generasi yang baik. Pepatah menyebutkan, "buah apel tidak akan jatuh jauh dari pohonnya."
c. karena kecantikannya atau ketampanannya, maksudnya bagaimana pun casing itu perlu, sebagai hiasan hidup.
d. karena agamanya, maksudnya disamping casing, program dan fitur tetap perlu bahkan lebih penting. Agama itulah program dan fitur bagi kehidupan yang diridhai Allah di dunia dan akhirat
4. Beruntunglah mereka yang mendapat pasangan hidup yang memenuhi keempat ciri tersebut termasuk suami juga isteri.
5. Memilih pasangan yang beragama adalah suatu keutamaan karena harta akan berkurang, kecantikan dan ketampanan akan memudar, namun agama tidak akan pudar dan lekang oleh waktu dan tempat. Agama itulah yang akan menjadikan kehidupan bahagia dan diridhai Allah dunia dan akhirat. Pilihlah karena Islam, InsyaAllah beruntung.

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

❀ Calon pendamping yang baik dan bagus agamanya akan menjadi barometer pergaulan yang akan kekal serta menjadi dasar kerukunan, keharmonisan, dan kemaslahatan hidup berumah tangga;

... فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ ...۞
_"Maka perempuan-perempuan yang shalehah, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka)."_ (QS. An-Nisa'/4: 34)

*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga barokah dan manfaat....*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #128

Thursday, April 26, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Kamis, 26 April 2018 / 10 Sya'ban 1439 H.

*"Menjaga Pandangan"*

حَدَّثَنِي قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ ح و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ كِلَاهُمَا عَنْ يُونُسَ ح و حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ عَمْرِو بْنِ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَال: "سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِي أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِي." (رواه مسلم)

Artinya :
_Dari Jarir bin Abdullah dia berkata; "Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai penglihatan yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan penglihatanku."_ (HR. Muslim)

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Makna pandangan tiba-tiba adalah pandangan kepada wanita ajnabiyah (yang bukan mahram) tanpa sengaja, tidak ada dosa baginya pada pandangan pertama dan wajib untuk memalingkan pada saat itu juga.
2. Apabila dipalingkan pada saat itu juga maka tidak berdosa, namun apabila terus menerus memandang maka berdosa berdasarkan hadits tersebut.
3. Pandangan mata yang haram akan melahirkan lintasan pikiran, lintasan pikiran melahirkan ide, sedangkan ide memunculkan nafsu, lalu nafsu melahirkan kehendak,  kemudian kehendak itu menguat hingga menjadi tekad yang kuat dan biasanya diwujudkan dalam amal perbuatan maksiat (zina). _Na'udzubillahi min dzaalik_
4. Semoga Allah SWT. senantiasa menjaga pandangan mata dan memelihara kemaluan kita dari segala perbuatan dosa dan maksiat lainnya. Aaamiin...

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

1. Perintah menjaga pandangan dan memelihara kemaluan;

قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصٰرِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ  ۚ  ذٰلِكَ أَزْكٰى لَهُمْ  ۗ  إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا يَصْنَعُونَ ۞

_"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."_ (QS. An-Nur/24: 30)

2. Memandang wanita yang masih mahram dibolehkan;

وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آَبَائِهِنَّ أَوْ آَبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ ۞

_“Dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka.”_ (QS. An Nur/24: 31)

3. Allah Maha Mengetahui pandangan seseorang, bertujuan maksiat atau tidak, bahkan yang tersembunyi di dalam hati sekalipun;

يَعْلَمُ خَآئِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِى الصُّدُورُ ۞
_"Dia (Allah) mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang tersembunyi dalam dada (hati)."_ (QS. Ghafir/40: 19)

*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga barokah dan manfaat....*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #127

Wednesday, April 25, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Rabu, 25 April 2018 / 9 Sya'ban 1439 H.

*"Menyempurnakan Separuh Agama"*

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نَصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي . (رواه البيهقى في شعاب الأيمان)

Artinya :
_Dari Anas bin Malik ra. berkata, Rasulullah SAW. bersabda: “Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.”_ (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman)

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Keutamaan menikah adalah untuk menyempurnakan separuh agama dan kita tinggal menjaga diri dari separuhnya lagi.
2. Umumnya yang merusak agama seseorang adalah syahwat faroj (kemaluan) dan syahwat buthun (perut).
3. Kemaluan yang mengantarkan pada zina, sedangkan perut bersifat serakah. Nikah berarti membentengi diri dari salah satunya, yaitu zina dengan kemaluan. Itu berarti dengan menikah separuh agama seorang pemuda telah terjaga, dan sisanya, ia tinggal menjaga lisannya.
4. Dengan nikah berarti seseorang membentengi diri dari godaan syaithon, membentengi diri dari syahwat (yang menggejolak) dan lebih menundukkan pandangan.

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

❀ Termasuk di antara rahmat Allah yang sempurna kepada anak-anak Adam ialah Dia menjadikan pasangan (istri) mereka dari jenis mereka sendiri, dan menjadikan rasa kasih dan sayang di antara pasangan-pasangan itu. Karena adakalanya seorang lelaki itu tetap memegang wanita karena cinta kepadanya atau karena sayang kepadanya, karena mempunyai anak darinya, atau sebaliknya kerena si wanita memerlukan perlindungan dari si lelaki atau memerlukan nafkah darinya, atau keduanya saling menyukai, dan alasan lainnya;

 وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ ۞

_"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir."_ [QS. Ar-Rum : 21]

*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga barokah dan manfaat....*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #126

Tuesday, April 24, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Selasa, 24 April 2018 / 8 Sya'ban 1439 H.

*"Etika Berhutang"*

 عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: مَنْ أَخَذَ أموالَ الناس يُريد أداءها أدَّى الله عنه، ومن أخذها يريد إِتْلافَها أَتْلَفَهُ الله. (رواه البخارى)
Artinya :
_Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang mengambil harta manusia, dan ingin melunasinya niscaya Allah akan melunasinya, dan barangsiapa yang mengambilnya dengan maksud hendak menggelapkannya (tidak akan membayar) maka Allah akan menghancurkannya."_ [HR. Bukhari].

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Orang yang tidak mempunyai harta dan meninggal dengan rencana hendak membayarnya. Maka Allah akan membayarkannya.
2. Demikian pula halnya orang yang meninggal dan mempunyai harta serta ingin hendak membayar, tetapi tidak dibayarkan oleh ahli warisnya.
3. Sedangkan orang yang urusannya terhalang, tak dapat diputuskan berbahagia dan celaka atau terhalang buat masuk surga. Ini mengenai mayat yang ada meninggalkan harta buat membayar hutangnya tapi takala hidup dulu tak mau melunasi hutangnya.

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

1. Seorang yang mati meninggalkan harta yang ia akan melunasi hutangnya atau karena terjadi kebakaran, tidak termasuk dalam hadits, _“Ruh seorang mukmin tergantung dengan hutangnya sehingga dilunasi hutangnya.”_

 لاَ يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا ۞

_"Allah tidak membebani sesorang kecuali sesuai dengan keluasannya.”_ [QS Al Baqarah: 286.]

2. Allah SWT. memerintahkan untuk bersabar dalam menghadapi orang yang berutang yang dalam kesulitan tidak mempunyai apa yang akan dibayarkannya buat menutupi utangnya. Syukur yang menghutanginya mau mensedekahkannya;

وَإِنْ كانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلى مَيْسَرَةٍ وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ ۞

_"Dan jika (orang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah masa tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu lebih baik bagi kalian, jika kalian mengetahui."_ (QS.Al-Baqarah: 280)

*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga barokah dan manfaat....*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #125

Monday, April 23, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Senin, 23 April 2018 / 7 Sya'ban 1439 H.

*"Jangan Mudah Menyebarkan Setiap Berita"*

روى المغيرة بن شعبة رضي الله عنه أنه سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : إن الله كره لكم ثلاثا : قيل وقال ، وإضاعة المال ، وكثرة السؤال . (رواه البخارى ومسلم)

Artinya :
_Diriwayatkan Al-Mughirah bin Syu'bah radhiyallahu 'anhu bahwa sesungguhnya ia mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa salam bersabda: "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla membenci tiga perkara: menyebarkan desas-desus, menghambur-hamburkan harta, banyak pertanyaan yang tujuannya untuk menyelisihi jawabannya."_ [Shahih al-Bukhari no. 1477, dan Shahih Muslim no. 1715]

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Seorang Muslim jika ingin menyebarkan suatu berita, hendaknya ia mengecek kembali kebenarannya sebelum menyebarkannya. Mungkin saja, berita tersebut bersumber dari orang fasik atau pendusta atau musuh Islam atau sekedar dugaan belaka, yang efek negatifnya mungkin bisa merugikan si penyebar berita itu sendiri atau kaum Muslimin.
Abu Mas’ud radhiyallahu 'anhu pernah ditanya, “Apa yang pernah engkau dengarkan dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam tentang prasangka atau dugaan? Ia menjawab, “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda:
بِئْسَ مَطِيَّةُ الرَّجُلِ زَعَمُوا

_"Dugaan-dugaan adalah sejelek-jelek sandaran seseorang."_ [Sunan Abu Dawud no. 4972. Hadits Shahih lihat Ash-Shahihah no.866]
2. Larangan menghambur-hamburkan uang.
3. Larangan banyak bertanya yang tidak ada manfaatnya.

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qura'n :*

❀ Allah SWT. memerintahkan (kaum mukmin) untuk memeriksa dengan teliti berita dari orang fasik, dan hendaklah mereka bersikap hati-hati dalam menerimanya dan jangan menerimanya dengan begitu saja, yang akibatnya akan membalikkan kenyataan;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ ۞

_"Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum karena kebodohanmu, yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu."_ [QS. Al-Hujurat/49 : 6]
*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga barokah dan manfaat....*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #124

Sunday, April 22, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Ahad, 22 April 2018 / 6 Sya'ban 1439 H.

*"Wasiat Nabi SAW. Tentang Wanita"*
           •┈◎❅❀( *Seri 2* )❀❅◎┈•

*"Haram Menyebarkan Rahasia"*

عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إِنَّ مِنْ أَشَرِّ النَّاسِ عِنْدَ اللهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، اَلرَّجُلُ يُفْضِي إِلَى امْرَأَتِهِ وَتُفْضِيْ إِلَيْهِ ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا (رواه مسلم وابو داود)
Artinya :
_Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu 'anhu, ia menuturkan: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari Kiamat adalah laki-laki yang ‘mendatangi’ isterinya, dan wanita itu pun ‘mendatangi’ suaminya,  kemudian ia (laki-laki itu) menyebarkan rahasia isterinya.’”_ (HR. Muslim no. 1437, kitab an-Nikaah; dan Abu Dawud no. 4871, kitab al-Adab)

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Hadits ini berisi pengharaman laki-laki menyebarkan apa yang berlangsung antara dirinya dengan isterinya, misalnya tentang hubungan suami isteri dan menyifati hal itu secara detail serta apa yang berlangsung pada diri wanita, baik ucapan, perbuatan maupun sejenisnya pada saat berhubungan.
2. Adapun sekedar menyebut hubungan badan, jika tidak ada faedah di dalamnya dan tidak dibutuhkan, maka hal itu makruh, karena bertentangan dengan etika yang baik. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ.

_"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah dia berkata dengan perkataan yang baik atau diam.”_ (HR. Al-Bukhari no. 6018, kitab al-Adab; dan Muslim no. 47, kitab al-Iimaan).
3. Syaikh Abu Malik berkata: “Namun jika ada maslahat syar’i sebagaimana yang dilakukan istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menyebarkan bagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam berinteraksi dengan istrinya, maka tidaklah masalah.” (Shahih Fiqh Sunnah, 3: 189).

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

1. Rahasia adalah perkara tersembunyi yang terjadi di antara diri kita dan orang lain. Menjaga rahasia adalah dengan tidak menyebarkannya atau bahkan sekedar menampakkannya. Menjaga rahasia hukum asalnya adalah wajib karena rahasia termasuk janji yang harus ditunaikan;

وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ إنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْؤُولاً  ۞

_“Dan penuhilah janji, karena sesungguhnya janji itu akan ditanyakan.”_ (QS. Al Isra’/17: 34)

*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga barokah dan manfaat....*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #123

Saturday, April 21, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Sabtu, 21 April 2018 / 5 Sya'ban 1439 H.

*"Wasiat Nabi SAW. Tentang Wanita"*
 •┈◎❅❀( *Edisi Hari Kartini* )❀❅◎┈•

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال،قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يُؤْذِيْ جَارَهُ، وَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا، فَإِنَّهُنَّ خُلِقْنَ مِنْ ضِلَعٍ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْئٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهُ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ، فَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا. (رواه البخارى ومسلم)
Artinya :
_Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa salam bersabda : “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia menganggu tetangganya, dan berbuat baiklah kepada wanita. Sebab, mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Jika engkau meluruskannya, maka engkau mematahkannya dan jika engkau biarkan, maka akan tetap bengkok. Oleh karena itu, berbuat baiklah kepada wanita.”_ (HR. Imam Bukhari no. 5185, kitab an-Nikaah; dan Imam Muslim no. 60, kitab ar-Radhaa’, II/1091)

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Diantara tanda orang yang beriman (percaya) kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan hari akhir adalah orang yang tidak menggangu tetangganya dan bisa berbuat baik pada istrinya, sebagai pemimpin, pembimbing, ngayomi dan ngayemi sehingga ia bisa terus menjadi istri yang shalihah.
2. Hadits di atas berisi anjuran agar berlemah lembut untuk melunakkan hati wanita yang cenderung bengkok (bersikap kurang baik).
3. Hadits di atas juga berisi tentang bagaimana cara memimpin wanita, yaitu dengan cara memaafkan mereka dan bersabar terhadap kebengkokan mereka.
4. Dan siapa yang ingin meluruskan mereka, berarti mengambil manfaat (adanya) mereka. Karena setiap manusia pastilah membutuhkan wanita; ia merasa tenteram kepadanya dan menjadikannya sebagai penopang kehidupannya.
5. Seolah-olah beliau SAW. mengatakan: _"Mengambil manfaat mereka tidak akan tercapai kecuali dengan bersabar terhadapnya."_

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

1. Dalam hal ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadikan isteri sebagai salah satu tanda kekuasaan Allah yang harus dijaga. Ia adalah salah satu nikmat-Nya yang wajib disyukuri, sebagaimana yang diperintahkan-Nya;

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا ... ۞

_“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,….”_ (QS. Ar-Ruum/30: 21)

2. Bertutur kata dengan baiklah kalian kepada mereka (istrimu), dan berlakulah dengan baik dalam semua perbuatan dan penampilan kalian terhadap mereka dalam batas yang sesuai dengan kemampuan kalian;

وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۞

_"Dan bergaullah dengan mereka secara baik."_ (QS. An-Nisa'/4: 19)

*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga barokah dan manfaat....*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #122

Friday, April 20, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Jum'at, 20 April 2018 / 4 Sya'ban 1439 H.

*"Keutamaan Hari Jum'at"*

عن أوس بن أوس قال: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَغَسَّلَ ، وَبَكَّرَ وَابْتَكَرَ ، وَدَنَا وَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ ، كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ يَخْطُوهَا أَجْرُ سَنَةٍ صِيَامُهَا وَقِيَامُهَا (رواه الترمذى)
Artinya :
_Dari Aus bin Aus, ia berkata bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at dengan mencuci kepala dan anggota badan lainnya, lalu ia pergi di awal waktu atau ia pergi dan mendapati khutbah pertama, lalu ia mendekat pada imam, mendengar khutbah serta diam, maka setiap langkah kakinya terhitung seperti puasa dan shalat setahun.”_ (HR. Tirmidzi no. 496)

*Catatan :*
Sebagian ulama' yang menafsirkan maksud dari hadits di atas yang menyebutkan kata 'mandi' dengan ghosala (غسل) bermakna mencuci kepala, sedangkan ightasala (اغتسل) berarti mencuci anggota badan lainnya. Demikian disebutkan dalam Tuhfatul Ahwadzi, 3:3. Bahkan inilah makna yang lebih tepat.
Ada tafsiran lain mengenai makna mandi dalam hadits di atas;

قال الإمام أحمد : (غَسَّل) أي : جامع أهله ، وكذا فسَّره وكيع

_Imam Ahmad berkata, makna ghossala (َغَسَّلَ) adalah menyetubuhi istri. Demikian ditafsirkan pula oleh Waki’._
Tafsiran di atas disebutkan pula dalam Fathul Bari 2:366 dan Tuhfatul Ahwadzi, 3:3. Tentu hubungan intim tersebut mengharuskan untuk mandi junub.
Namun kalau kita lihat tekstual hadits di atas, yang dimaksud hubungan intim adalah pada pagi hari di hari Jum’at, bukan pada malam harinya. Sebagaimana hal ini dipahami oleh para ulama' dan mereka tidak memahaminya pada malam Jum’at.

وقال السيوطي في تنوير الحوالك: ويؤيده حديث: أيعجز أحدكم أن يجامع أهله في كل يوم جمعة، فإن له أجرين اثنين: أجر غسله، وأجر غسل امرأته. أخرجه البيهقي في شعب الإيمان من حديث أبي هريرة.

_"As Suyuthi dalam Tanwirul Hawalik dan beliau menguatkan hadits tersebut berkata: "Apakah kalian lemas menyetubuhi istri kalian pada setiap hari Jum’at (artinya bukan di malam hari), karena menyetubuhi saat itu mendapat dua pahala: (1) pahala mandi Jum’at, (2) pahala menyebabkan istri mandi (karena disetubuhi)._ Hadits yang dimaksud dikeluarkan oleh Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman dari hadits Abu Hurairah.
Dan syah-syah saja jika mandi Jum’at digabungkan dengan mandi junub.
Imam Nawawi rahimahullah  menjelaskan; _“Jika seseorang meniatkan mandi junub dan mandi Jum’at sekaligus, maka maksud tersebut dibolehkan.”_ (Al-Majmu’, 1:326)

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Keutamaan mandi Jum'at (seperti mandi junub) di pagi hari sebelum berangkat Jum'atan.
2. Mendatangi Jum'atan di awal waktu.
3. Terlepas dari bahasan di atas, terdapat beberapa hal yang menjadi sunnah rasul dilakukan sebagai amalan pada malam atau hari Jum'at, antara lain:
a. Perbanyak membaca shalawat.
Sebuah hadits menjelaskan bahwa siapa saja yang memperbanyak membaca shalawat maka ia akan ditinggikan derajatnya hingga dekat dengan Allah.
b. Perbanyak berdo'a.
Sebuah hadits menjelaskan bahwa waktu antara Jum'atan dan sebelum Asyar adalah orang yang akan dikabulkan do'anya.
c. Membaca Al-Qur’an, terutama surat Al-Kahfi.
Sebuah hadits menjelaskan bahwa apabila kita membaca Al-Qur’an, terutama surat Al-Kahfi akan memberikan cahaya dalam hidup kita.
d. Membaca surat Yasin setiap malam hari.
Diantara hadits Nabi SAW. yang menganjurkan membaca Yasin tiap malam;

عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَليْهِ وسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ يس فِى لَيْلَةٍ اِبْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ غُفِرَ لَهُ (رواه البيهقى  والطبرانى والدارمى وأبو نعيم والخطيب البغدادي و ابن حبان عن جندب البجلى)

_Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda: "Barangsiapa membaca Surat Yasin di malam hari seraya mengharap rida Allah, maka ia diampuni.”_ (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman No 2464, al-Thabrani dalam al-Ausath No 3509, al-Darimi No 3417, Abu Nuaim dalam al-Hilyat II/159, Khatib al-Baghdadi X/257 dan Ibnu Hibban No 2574)
e. Menunaikan Shalat Jum'at.
Sebuah hadits menjelaskan bahwa tidak diwajibkan shalat Jum'at bagi perempuan, hamba sahaya, anak kecil, dan orang yang sedang sakit.

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

❀ Perintah untuk bersegera mendatangi Jum'atan;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ ۞

_"Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."_ [QS. Al-Jumu'ah : 9]

*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga barokah dan manfaat....*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #121

Thursday, April 19, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Kamis, 19 April 2018 / 3 Sya'ban 1439 H.

*"Keridhoan Allah Tujuan Utama"*

وعن عائشة رضي الله عنها; أن رسول الله-صلى الله عليه وسلم قال : من التمس رضا الله بسخط الناس رضي الله عنه وأرضى عنه الناس، ومن التمس رضا الناس بسخط الله; سخط الله عليه وأسخط عليه الناس. ( رواه ابن حبــان في " صحيحه")

Artinya :
_Dari 'Aisyah radhiAlloh 'anha, sesungguhnya Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang mencari ridho Allah saat manusia tidak suka, maka Allah akan meridhoinya dan Allah akan membuat manusia yang meridhoinya. Barangsiapa yang mencari ridho manusia dan membuat Allah murka, maka Allah akan murka padanya dan membuat manusia pun ikut murka.”_ (HR. Ibnu Hibbaban dalam shahihnya)

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Wajib takut pada Allah dan mendahulukan ridho Allah daripada ridho manusia.
2. Hadits tersebut menunjukkan akibat dari orang yang mendahulukan mencari ridho manusia daripada ridho Allah.
3. Wajib tawakkal (berserah diri) dan bersandar kepada Allah.
4. Akibat yang baik bagi orang yang mendahulukan ridho Allah walau membuat manusia tidak suka dan akibat buruk bagi yang mendahulukan ridho manusia dan ketika itu Allah murka.
5. Hati setiap insan dalam genggaman, Allah yang dapat membolak-balikkan sekehendak Dia.
6. Semoga Allah memberi taufik pada kita untuk selalu mengedepankan ridho Allah daripada ridho manusia.

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

1. Puncak balasan bagi mereka yang hanya mencari ridho Allah di dalam hidupnya di dunia;

جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ ۞

_"Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya."_ [Surat Al-Bayyinah: 8]

2. Hidup hanyalah untuk Allah semata;

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ۞ لَا شَرِيكَ لَهُ ۖ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ ۞

_"Katakanlah sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)."_ [QS. Al-An'aam: 162-163]

*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga barokah dan manfaat....*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #120

Wednesday, April 18, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Rabu, 18 April 2018 / 2 Sya'ban 1439 H.

*"Amalan Puasa Sya'ban"*

عن عائشة رضي الله عنها قالت: لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ. (رواه البخارى ومسلم)

Artinya :
_Dari 'Aisyah rodhiAllahu 'anha berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.”_ (HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156)

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Bulan Sya’ban adalah bulan tempat manusia lalai. Karena mereka sudah terhanyut dengan istimewanya bulan Rajab (yang termasuk bulan Haram yakni bulan yang dimulyakan Allah) dan juga menanti bulan sesudahnya yaitu bulan Ramadhan. Tatkala manusia lalai, inilah keutamaan melakukan amalan puasa ketika itu. Sebagaimana seseorang yang berdzikir di tempat orang-orang yang begitu lalai dari mengingat Allah -seperti ketika di pasar-, maka dzikir ketika itu adalah amalan yang sangat istimewa. Abu Sholeh mengatakan: _“Sesungguhnya Allah tertawa melihat orang yang masih sempat berdzikir di pasar. Kenapa demikian? Karena pasar adalah tempatnya orang-orang lalai dari mengingat Allah.”_
2. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa setiap bulannya sebanyak tiga hari. Terkadang beliau menunda puasa tersebut hingga beliau mengumpulkannya pada bulan Sya’ban.  Jadi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki bulan Sya’ban sedangkan di bulan-bulan sebelumnya beliau tidak melakukan beberapa puasa sunnah, maka beliau mengqodho’nya ketika itu. Sehingga puasa sunnah beliau menjadi sempurna sebelum memasuki bulan Ramadhan berikutnya.
3. Puasa di bulan Sya’ban adalah sebagai latihan atau pemanasan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Jika seseorang sudah terbiasa berpuasa sebelum puasa Ramadhan, tentu dia akan lebih kuat dan lebih bersemangat untuk melakukan puasa wajib di bulan Ramadhan. (Lihat Lathoif Al Ma’arif,  hal. 234-243)

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

❀ Allah SWT. berkhitab kepada orang-orang mukmin dari kalangan umat ini dan memerintahkan kepada mereka berpuasa, yaitu menahan diri dari makan dan minum serta bersenggama dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT. Karena di dalam berpuasa terkandung hikmah membersihkan jiwa, menyucikannya serta membebaskannya dari endapan-endapan yang buruk (bagi kesehatan tubuh) dan akhlak-akhlak yang rendah;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ۞

_"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa."_ (QS. Al-Baqarah: 183)

*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga barokah dan bermanfaat....*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #119

Tuesday, April 17, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Selasa, 17 April 2018 / 1 Sya'ban 1439 H.

*"Keimanan yang Sempurna"*

قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَا يَشْرَبُ الْخَمْرَ حِينَ يَشْرَبُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَا يَسْرِقُ السَّارِقُ حِينَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ وزاد في رواية: وَلَا يَنْتَهِبُ نُهْبَةً ذَاتَ شَرَفٍ يَرْفَعُ النَّاسُ إِلَيْهِ أَبْصَارَهُمْ فِيهَا حِينَ يَنْتَهِبُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ . (رواه البخارى ومسلم)

Artinya :
_Abu Hurairah r.a. berkata : Nabi SAW. bersabda : "Tidak akan berzina seorang pelacur di waktu berzina jika ia sedang beriman, dan tidak akan minum khamr, di waktu minum jika ia sedang beriman, dan tidak akan mencuri, di waktu mencuri jika ia sedang beriman." Di lain riwayat : "Dan tidak akan merampas rampasan yang berharga sehingga orang-orang membelalakkan mata kepadanya, ketika merampas jika ia sedang beriman."_ (HR. Bukhari, Muslim).

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Hadits ini termasuk hadits yang diikhtilafkan maknanya oleh para ulama'. Adapun pendapat yang shahih tentang makna hadits di atas adalah bahwa tidak ada seorangpun yang melakukan perbuatan maksiat di atas sedang ia berada dalam keimanan yang sempurna.
2. Dengan kata lain, orang yang melakukan perbuatan maksiat di atas maka dia termasuk orang yang tidak sempurna imannya.
3. Secara lafdziyah hadits ini menunjukkan makna bahwa yang melakukan perbuatan maksiat di atas termasuk orang yang tidak beriman, tetapi yang dimaksud oleh hadits tersebut adalah bukan hilangnya iman tetapi hilangnya kesempurnaan iman seseorang karena melakukan perbuatan maksiat di atas, hal ini didasarkan kepada hadits Abi Dzar di bawah ini:

مَنْ قَالَ لَا إِلَه إِلَّا اللَّه دَخَلَ الْجَنَّة وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ .

Artinya : _"Barang siapa mengucapkan laa ilaaha illallah maka akan masuk surga, walaupun berzina, walaupun mencuri."_

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

❀ Iman yang sempurna, tidak ragu dan tidak bimbang dalam keimanannya. Bahkan teguh dalam suatu pendirian, yaitu membenarkan dengan setulus-tulusnya;

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ ۞

_"Sesungguhnya orang-orang yang sebenar-benarnya beriman hanyalah orang-orang yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka (terus percaya dengan) tidak ragu-ragu lagi, serta mereka berjuang dengan harta benda dan jiwa mereka pada jalan Allah; mereka itulah orang-orang yang benar (pengakuan imannya)."_ [QS. Al-Hujurat: 15]

*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga barokah dan bermanfaat....*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #118

Monday, April 16, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Senin, 16 April 2018 / 29 Rajab 1439 H.

*"Menunaikan Amanat Termasuk Sedekah"*

وعن أَبي موسى الأشعري - رضي الله عنه - ، عن النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم - ، أنَّه قَالَ : الخَازِنُ المُسْلِمُ الأمِينُ الَّذِي ينفذُ مَا أُمِرَ بِهِ فيُعْطيهِ كَامِلاً مُوَفَّراً طَيِّبَةً بِهِ نَفْسُهُ فَيَدْفَعُهُ إِلَى الَّذِي أُمِرَ لَهُ بِهِ ، أحَدُ المُتَصَدِّقين . (مُتَّفَقٌ عَلَيهِ)

Artinya :
_Dan dari Abi Musa Al-Asy’ariy radiyallah ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam, bahwasanya beliau bersabda: “Seorang Muslim yang menjadi penyimpan (bendaharawan) yang dapat dipercaya dimana ia melaksanakan apa yang diperintahkan dan memberi apa yang harus diberikannya dengan sempurna dan senang hati serta dia memberikannya kepada siapa yang diperintahkannya maka ia termasuk salah seorang yang bersedekah.”_ (Muttafaqun ‘Alaih)

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Makna hadits ini adalah bahwasanya orang yang ikut andil dalam melakukan (merealisakan) ketaatan (seperti orang yang menampung dan menyalurkan infak/sedekah) akan mendapat pahala sebagaimana orang yang melakukan ketaatan tersebut.
2. Hal ini bukan berarti orang yang melakukan ketaatan tadi terkurangi pahalanya, akan tetapi masing-masing mendapat bagian pahala berdasarkan amalan yang mereka usahakan dan tidak mesti kadar pahala tersebut sama persis.
3. Maksudnya orang yang memberi sedekah mendapatkan pahala berdasarkan harta yang telah dia sedekahkan dan orang yang menyalurkan sedekah disertai amanahpun memperoleh pahala berdasarkan usahanya tanpa mengurangi pahala si pemberi sedekah sedikitpun.
4. Imam Nawawi, dalam kitabnya, Syarah Sahih Muslim, jilid 2, hal 202, mengatakan: _“Ketahuilah bahwa seorang amil (penyalur sedekah) atau bendahara dalam pelaksanaan tugasnya harus mendapatkan izin dari pemilik harta terlebih dahulu, jika tidak, bukannya pahala yang akan dia peroleh, malah dia akan menuai dosa.”_
5. Ibnu Hajar berkata (dalam Fathul Bari, 3/203): _“Bendahara yang dimaksud harus memenuhi kriteria berikut: *Pertama, Muslim,* seorang kafir tidak termasuk dalamnya, karena niatnya bukan karena Allah. *Kedua,  Jujur,* maka seorang pengkhianat tidak termasuk dalam kategori ini, karena dia adalah orang yang berdosa. *Ketiga, Ikhlas karena Allah,* karena tanpa keikhlasan usahanya akan sia-sia."_

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

1. Allah SWT. memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk saling menolong dalam berbuat kebaikan —yaitu kebajikan— dan meninggalkan hal-hal yang mungkar; hal ini dinamakan ketakwaan. Allah SWT. melarang mereka bantu-membantu dalam kebatilan serta tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan hal-hal yang diharamkan;

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۞

_"Dan Tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran."_ (QS. Al-Maidah: 2)

2. Kewajiban menunaikan amanah;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ ۞

_"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul-(Nya) dan (juga) janganlah kalian mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepada kalian, sedangkan kalian mengetahui."_ (QS. Al-Anfal : 27)

3. Amanah diberikan kepada orang yang bertaqwa kepada Allah;

وَإِنْ كُنْتُمْ عَلٰى سَفَرٍ وَلَمْ تَجِدُوا كَاتِبًا فَرِهٰنٌ مَّقْبُوضَةٌ  ۖ  فَإِنْ أَمِنَ بَعْضُكُمْ بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِى اؤْتُمِنَ أَمٰنَتَهُۥ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُۥ  ۗ  وَلَا تَكْتُمُوا الشَّهٰدَةَ  ۚ  وَمَنْ يَكْتُمْهَا فَإِنَّهُۥٓ ءَاثِمٌ قَلْبُهُۥ  ۗ  وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ ۞

_"Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak mendapatkan seorang penulis, maka hendaklah ada barang jaminan yang dipegang. Tetapi, jika sebagian kamu memercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian karena barang siapa menyembunyikannya, sungguh, hatinya kotor (berdosa). Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."_ (QS. Al-Baqarah 2: 283)

*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga barokah dan bermanfaat....*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #117

Sunday, April 15, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Ahad, 15 April 2018/28 Rajab 1439 H.

*"Anjuran Meringankan Shalat Bagi Imam"*

أَخْبَرَنَا سُوَيْدُ بْنُ نَصْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ قَالَ حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنِّي لَأَقُومُ فِي الصَّلَاةِ فَأَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ فَأُوجِزُ فِي صَلَاتِي كَرَاهِيَةَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمِّهِ . (رواه النسائي)
Artinya:
_Dari Abdullah bin Abu Qatadah dari bapaknya, dari Nabi Shallallahu 'alihi wasallam bersabda: "Aku sedang berdiri saat shalat, lalu kudengar tangis anak kecil, maka aku pendekkan shalatku karena aku tidak suka memberatkan (menyusahkan) ibunya."_ (HR. An-Nasa'i)

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Islam merupakan agama yang sempurna yang sangat menghargai status sosial bagi pemeluknya, begitu juga dalam masalah ibadah. Dalam realita yang ada Rasulullah SAW. dalam mengemban amanahnya tidak menuntut umatnya untuk beribadah secara sempurna, bahkan Rasulullah sendiri yang mengajarkannya, seperti halnya saat beliau menjadi Imam.
2. Menurut Imam Al-Sindi dalam kitab _Syarh Sunan al-Nasa'i_  berpendapat bahwa sudah sangat jelas Rasulullah SAW meringankan bacaannya dalam shalat tatkala beliau mendengar tangisan anak kecil, beliau juga menambahkan bahwa Rasullullah juga pernah memanjangkan bacaannya saat shalat agar para jamaah tidak masbuq dan mengetahui bilangan shalat.
3. Dalam segi hukum hadits tersebut menerangkan bahwa para kaum hawa saat zaman Rasulullah SAW berjama'ah di Masjid karena hal tersebut sangat dianjurkan. Sehingga bagi para wanita, tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak berjama'ah di Masjid, sedangkan kalau hanya sekedar shalat sunnah beliau tidak menganjurkan untuk shalat di masjid.

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

1. Allah menghendaki kemudahan bukan menghendaki kesulitan;

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ۞

_"Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur."_ (QS. Al-Baqarah 2: 185)

2. Orang yang memberikan kemudahan (keringanan) bagi orang lain maka Allah SWT. akan memudahkan dan meringankan jalan hidupnya di dunia dan akhirat;

وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرٰى ۞

_"Dan Kami akan memudahkan bagimu ke jalan kemudahan (mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat),"_ (QS. Al-A'la 87: 8)

*والله اعلم بالصواب ...*
*Semoga bermanfaat dan barokah...*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #116

Saturday, April 14, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Sabtu, 14 April 2018/27 Rajab 1439 H.

*"Allah Menghendaki Kemudahan"*

عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ : إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ لِيْ عَنْ أُمَّتِي : الْخَطَأُ وَالنِّسْيَانُ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ [حديث حسن رواه ابن ماجة والبيهقي وغيرهما]

Artinya :
_Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma : Sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda : "Sesungguhnya Allah Ta’ala memafkan umatku karena aku (disebabkan beberapa hal) : Kesalahan, lupa dan segala sesuatu yang dipaksa.“_ (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi dan lainnya)

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Allah SWT. mengutamakan umat ini dengan menghilangkan berbagai kesulitan dan memaafkan dosa kesalahan dan lupa.
2. Sesungguhnya Allah SWT. tidak menghukum seseorang kecuali jika dia sengaja berbuat maksiat dan hatinya telah berniat untuk melakukan penyimpangan dan meninggalkan kewajiban dengan sukarela.
3. Manfaat adanya kewajiban adalah untuk mengetahui siapa yang ta’at dan siapa yang membangkang.
4. Ada beberapa perkara yang tidak begitu saja dimaafkan. Misalnya seseorang melihat najis di bajunya akan tetapi dia mengabaikan untuk menghilangkannya dengan segera, kemudian dia shalat dengannya karena lupa, maka wajib baginya mengqadha' shalat tersebut. Contoh seperti itu banyak terdapat dalam kitab-kitab fiqh.

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

1. Toleransi hukum Islam;

وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ فَإِنْ أُحْصِرْتُمْ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ وَلا تَحْلِقُوا رُءُوسَكُمْ حَتَّى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهُ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ بِهِ أَذًى مِنْ رَأْسِهِ فَفِدْيَةٌ مِنْ صِيَامٍ أَوْ صَدَقَةٍ أَوْ نُسُكٍ فَإِذَا أَمِنْتُمْ فَمَنْ تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ إِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ فِي الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ إِذَا رَجَعْتُمْ تِلْكَ عَشَرَةٌ كَامِلَةٌ ذَلِكَ لِمَنْ لَمْ يَكُنْ أَهْلُهُ حَاضِرِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ ۞

_"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Jika kalian terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) kurban yang mudah didapat, dan jangan kalian mencukur kepala kalian sebelum kurban sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antara kalian yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu berpuasa atau bersedekah atau berkurban. Apabila kalian telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) kurban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang kurban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kalian telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah). Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya."_ (QS. Al-Baqarah : 196)

2. Manusiawi dalam penerapan hukum;

 فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لأنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ۞

_"Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."_ (QS. At-Taghobun : 16)

*والله اعلم بالصواب ...*
*Semoga bermanfaat dan barokah...*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #115

Friday, April 13, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Jum'at, 13 April 2018/26 Rajab 1439 H.

*"Keutamaan dan Pentingnya Shalat"*

قَسَمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ ( الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى حَمِدَنِى عَبْدِى وَإِذَا قَالَ (الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَثْنَى عَلَىَّ عَبْدِى. وَإِذَا قَالَ (مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ). قَالَ مَجَّدَنِى عَبْدِى – وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَىَّ عَبْدِى – فَإِذَا قَالَ (إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ). قَالَ هَذَا بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ. فَإِذَا قَالَ (اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ). قَالَ هَذَا لِعَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ . (رواه مسلم)

Artinya :
_Dan Allah berfirman dalam hadits Qudsi: “Aku membagi ash-Shalat (Surat Al-Fatihah) antara Diri-Ku dan diri hamba-Ku menjadi dua bagian, dan bagi hamba-Ku adalah apa yang dipintanya. Apabila hamba tersebut membaca, *‘Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam,’* maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Hamba-Ku telah memuji-Ku.’ Jika ia mengucapkan, *‘Yang Maha Pemurah, lagi Maha Penyayang,’* maka Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah memujiku.’ Jika ia mengucapkan, *‘Yang Menguasai hari Pembalasan,’* maka Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah memuliakan-Ku.’ Jika ia mengucapkan, *‘Hanya kepada-Nya kami menyembah, dan hanya kepada-Nya kami memohon pertolongan,’* maka Allah berfirman, ‘Inilah bagian bagi Diri-Ku dan hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku adalah apa yang dia minta.’ Dan jika ia mengucpakan, *‘Tunjukanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan bagi yang mengikutinya, bukan jalan-jalan yang Engkau murkai dan bukan pula jalan yang Kau sesatkan,’* maka Allah berfirman, ‘Ini hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya."_ (HR. Muslim)

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Shalat adalah rukun kedua dari rangkaian lima rukun-rukun Islam, dan shalat adalah rukun yang paling ditekankan setelah dua kalimat syahadat.
2. Shalat adalah washilah (media) antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam telah bersabda:

إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا صَلَّى يُنَاجِي رَبَّهُ…

_“Sesungguhnya apabila seorang hamba mengerjakan shalat, maka ia sedang bermunajat kepada Rabb-nya…”_ (HR. Al-Bukhari no. 531)
2. Shalat adalah latihan atas beragam bentuk peribadahan dalam serangkaian ritual shalat (yang tersusun) dari setiap pasangan yang indah. Takbir yang dengannya ibadah shalat dibuka, berdiri yang di dalamnya kalamullah (Al-Qur’an) dibacakan oleh para pelaku shalat, ruku’ yang di dalamnya Rabb diagungkan, berdiri dari ruku’ (i’tidal) yang dipenuhi dengan pujian kepada Allah, sujud yang padanya Allah Ta’ala disucikan dengan ke-Maha Tinggian-Nya, hadirnya sepenuh hati padanya do’a, lalu duduk untuk memohon dan memuliakan, serta diakhiri dengan salam.
3. Shalat adalah permohonan atas perkara-perkara yang penting dan pencegahan dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar. Allah Ta’ala berfirman:

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ

_“Dan mohonlah kalian dengan kesabaran dan shalat.”_ (QS. Al-Baqarah: 45).

4. Shalat adalah cahaya di dalam hati-hati kaum Mukminin dan yang melapangkan (dada-dada) mereka. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
الصَّلَاةُ نُوْرٌ.
_“Shalat adalah cahaya.”_ (HR. Muslim)

Juga sabda beliau SAW.:

مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوْرًا وَبُرْهَانًا وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

_“Barangsiapa yang menjaga shalat, dijadikan baginya cahaya, petunjuk dan keselamatan di hari kiamat.”_ (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, dan Ath-Thabrani)

5. Shalat adalah kebahagiaan jiwa kaum Mukminin dan keindahan pandangan-pandangan mereka. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:  _“Dijadikanlah indah dalam pandanganku ketika shalat.”_ (HR. Ahmad dan a:An-Nasa'i)

6. Shalat adalah penyebab dihapuskannya kesalahan dan penolak beragam keburukan. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: _“Bagaimana menurut kalian apabila ada sungai di depan pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi lima kali sehari padanya. Masihkan tertinggal kotoran walapun sedikit?” Para Sahabat menjawab, “Tidaklah ada kotoran yang tertinggl sedikit pun.” Beliau melanjutkan, “Demikianlah perumpamaan shalat yang lima waktu. Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan dengannya.”_ (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Juga sabda beliau Shallallahu’alaihi Wasallam: _“Shalat yang lima waktu dan shalat Jum'at hingga hari Jum'at berikutnya sebagai penebus atas apa yang ada di antaranya, selama tidak melakukan dosa-dosa besar.”_ (HR. Muslim)

7. Shalat berjama'ah lebih utama 70 derajat dari pada shalat sendirian. (Riwayat Ibnu ‘Umar dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam).
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan: _“Barangsiapa ingin dimudahkan untuk bertemu dengan Allah di kemudian hari dalam keadaan Muslim, maka hendaklah ia menjaga seluruh shalat-shalat yang lima waktu dimana saja ada seruan adzan. Sesungguhnya Allah Ta’ala mensyari’atkan bagi Nabi kalian sunnah-sunnah agama. Dan sesungguhnya kesemuanya itu termasuk sunnah-sunnah agama. Maka sekiranya kalian mengerjakan shalat-shalat tersebut di rumah-rumah kalian sebagaimana shalatnya orang yang lalai di rumahnya, maka sungguh kalian telah meninggalkan Sunnah Nabi kalian. Dan apabila kalian meninggalkan Sunnah Nabi kalian, maka sungguh kalian akan sesat. Tidaklah seorang laki-laki besuci (berwudhu’) dan membaguskan wudhu’nya, kemudian ia berangkat ke masjid dari masjid-masjid yang ada ini, melainkan Allah akan menuliskan (menetapkan) baginya satu kebaikan pada ayunan langkahnya, dan mengangkat satu derajatnya, serta menghapuskan satu kesalahan (dosa)nya. Sungguh kami telah melihat bahwa tiada seorang pun yang meninggalkannya melainkan dia seorang munafiq yang telah jelas kemunafiqkannya. Dan sungguh ada seseorang yang menunaikankannya dengan dipapah pada kedua kakinya hingga ia berdiri pada barisannya.”_ (HR. Muslim)

8. Khusyu’ dalam shalat adalah adanya kehadiran hati, dan penjagaan terhadapnya termasuk dari sebab-sebab masuk surga. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): _“Sesungguhnya beuntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi Surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.”_ (QS. Al-Mukminuun 1-11).
9. Ikhlas hanya kepada Allah Ta’ala dalam shalat dan melaksanakannya sebagaimana yang telah dijelaskan dalam As-Sunnah merupakan dua syarat asasi bagi diterimanya ibadah shalat. Nabi Shallallahu ’alaihi Wasallam bersabda:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى.

_“Sesungguhnya amal itu bergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang adalah apa yang diniatkannya.”_ (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Juga sebagaimana sabda beliau Shallallahu ’alaihi Wasallam:

صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّى

_“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.”_ (HR. Al-Bukhari)

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

1. Shalat 5 waktu merupakan kewajiban yang bersifat pribadi dan tidak bisa diwakilkan (kecuali telah meninggal dunia) yang memiliki fungsi mencegah perbuatan keji (seksualitas) dan mungkar (kriminalitas);

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ ۞

_“Raihlah apa-apa yang diwahyukan kepadamu dari Al-Kitab dan tegakkanlah shalat. Sesungguhnya shalat melarang dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar.”_ (QS. Al-Ankabuut: 45).

2. Diantara syarat diterimanya shalat seseorang dilakukan dengan penuh konsentrasi (khusyu') dan berjama'ah sehingga berbalas syurga;

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ ۞ الَّذِينَ هُمْ فِى صَلَاتِهِمْ خٰشِعُونَ ۞

_"Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyuk dalam sholatnya,"_ (QS. Al-Mu'minun 23: 1-2)

*والله اعلم بالصواب ...*
*Semoga bermanfaat dan barokah...*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #114

Thursday, April 12, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Kamis, 12 April 2018/25 Rajab 1439 H.

*"Tiga Pedoman Hidup"*

عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ“ [رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح]
Artinya :
_Dari Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, Mu’az bin Jabal radhiallahu 'anhuma dari Rasulullah SAW. beliau bersabda: Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik.“_ (Riwayat Turmuzi, dia berkata haditsnya hasan, pada sebagian cetakan dikatakan hasan shahih)

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Ada tiga pedoman hidup yang harus diamalkan oleh seorang muslim jika ingin memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akherat, yakni : (1) Taqwallah, (2) Beramal Shaleh, dan (3) Berakhlak mulia dengan sesamanya.
2. Takwa kepada Allah merupakan kewajiban setiap muslim dan dia merupakan asas diterimanya amal shaleh.
3. Bersegera melakukan ketaatan setelah keburukan secara langsung, karena kebaikan akan menghapus keburukan.
4. Bersungguh-sungguh menghias diri dengan akhlak mulia.
5. Menjaga pergaulan yang baik merupakan kunci kesuksesan, kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan akhirat. Hal tersebut dapat menghilangkan dampak negatif pergaulan.

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

1. Takwa, bekal di setiap tempat dan waktu;

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَابِ ۞

_"Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal."_ (QS. Al-Baqarah: 197)

2. Akhlak mulia Nabi Muhammad SAW. yang harus kita teladani;

وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ ۞

_"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang luhur."_ (QS. Al-Qolam: 4)

3. Pentingnya menjalin hubungan harmonis dengan Allah dan sesamanya sebagai kunci kesuksesan hidup dunia dan akherat;

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوٓا إِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَآءُو بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۚ ۞

_"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Mereka mendapat murka dari Allah dan (selalu) diliputi kesengsaraan."_ (QS. Ali 'Imran 3: 112)

*والله اعلم بالصواب ...*
*Semoga bermanfaat dan barokah...*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #113

Wednesday, April 11, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Rabu, 11 April 2018/24 Rajab 1439 H.

*"Empat Perkara yang Dipertanggung-jawabkan"*

رَوى ابنُ حِبَّانَ والترمذيُّ في جامِعِه أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قالَ: “لا تزولُ قَدَمَا عبدٍ يومَ القيامةِ حتَّى يُسألَ عن أربعٍ عَن عُمُرِه فيما أفناهُ وعن جسدِهِ فيما أبلاهُ وعن عِلمِهِ ماذا عَمِلَ فيهِ وعن مالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وفيما أنفقَهُ “.

Artinya :
_Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan At-Tirmidzi, Sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda: "Tidak akan bergeser kedua telapak kedua kaki seorang hamba di hari kiamat sehingga  ditanya dengan empat macam, yaitu : Tentang umurnya habis digunakan untuk apa, jasadnya rusak digunakan untuk apa, ilmunya bagaimana mengamalkannya, hartanya dari mana mencari dan kemana membelanjakannya."_

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Besuk di hari hisab seseorang tidak bergerak dari tempat tinggalnya sampai ditanyakan 4 perkara, yakni: tentang umurnya, jasadnya, ilmunya, dan hartanya.
2. Tentang umurnya. Sejak baligh digunakan untuk apa sampai mati, bila digunakan untuk melaksanakan apa yang diwajibkan oleh Allah dan menjauhi apa yang  diharamkan-Nya maka sungguh ia telah selamat, namun bila tidak maka hancurlah.
3. Tentang jasad/badannya. Bila digunakan untuk taat kepada Allah sungguh ia telah mendapatkan kebahagian dan kesuksesan bersama orang-orang yang sukses, tetapi bila digunakan untuk maksiat kepada Allah maka sungguh termasuk orang yang rugi dan gagal.
4. Tentang ilmunya. Apa yang diamalkan atau ditanya apakah kamu mempelajari ilmu yang Allah telah wajibkan atasmu?.
Ilmu, menurut Imam An-Nawawi terbagi dua; Ilmu fardhu 'ain dan ilmu kifayah.
*(1) Ilmu Fardhu 'Ain*
Jenis ilmu ini adalah suatu ilmu yang menjadi syarat bisa terlaksananya dengan benar sebuah ibadah yang hendak dilakukan oleh seorang hamba (seperti: tata cara bersuci, tata cara sholat, dll.), atau mu’amalah (aktifitas dengan orang lain, seperti: ilmu jual-beli, ilmu nikah, dll.) yang hendak dikerjakannya, maka pada keadaan ini wajib ia mengetahui ilmu tentang bagaimana beribadah kepada Allah, dan ilmu tentang bagaimana bermu’amalah dengan sesama manusia.
Ilmu fardhu 'ain adalah ilmu yang sangat dibutuhkan (dhoruri) oleh setiap mukallifin, bila dipelajari dan diamalkan maka akan bahagia dan selamat, namun bila diremehkan tidak diamalkan setelah dipelajarinya maka akan rugi, celaka dan hancur. Demikian juga orang yang tidak mempelajarinya termasuk dari orang yang rugi dan hancur. Dalam sebuah riwayat disebutkan:

” وَيْلٌ لِمَنْ لَا يَعْلَمُ، وَوَيْلٌ لِمَنْ عَلِمَ ثُمَّ لَا يَعْمَلُ“.

_"Celakalah bagi siapa yang tidak mengerti, dan celakalah bagi yang mengerti kemudian tidak  mengamalkan."_
*(2) Ilmu Fardhu Kifayah*
Jenis ilmu ini terbagi dua, yakni:
(a) Ilmu Syari'at adalah ilmu yang dibutuhkan manusia demi tegaknya agama yang sifatnya harus ada, seperti: menghafal Al-Qur'an, Hadits dan ilmu Hadits, ilmu Ushul, Fikih, Nahwu, Bahasa Arab, Shorof, ilmu perowi Hadits, Ijma’ dan perselisihan Ulama'.
(b) Bukan Ilmu Syari’at (Ilmu Umum) adalah ilmu yang dibutuhkan untuk tegaknya urusan dunia, seperti kedokteran, matematika, dan lain-lain.
5. Sedang tentang hartanya. Seseorang ditanya di hari kiamat apa yang ada ditangannya dulu di dunia, bila mencari dengan jalan tidak haram maka tidak dihukum dengan syarat harta itu dibelanjakan sesuai dengan apa yang disyari'atkan.
6. Manusia dalam urusan harta ada tiga, dua celaka dan satu selamat.
*Yang celaka :*
(1) Seseorang mengumpulkan harta yang haram.
(2) Mengumpulkan harta dengan cara yang halal kemudian dibelanjakan pada yang haram. Dan juga dibelanjakan di tempat yang halal tapi untuk riya'.
*Yang selamat :*
Yakni seseorang yang mengumpulkan harta yang halal, dengan cara yang halal, dan dibelanjakan pada jalan yang halal, serta ikhlas hanya karena mencari ridho Allah SWT.

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al Qur'an :*

1. Yakni hitung-hitunglah diri kita sebelum kita dimintai pertanggung-jawaban, dan perhatikanlah apa yang kita tabung buat diri kita berupa amal-amal shaleh untuk bekal hari kita dikembalikan, yaitu hari dihadapkan kita kepada Robul 'Alamin;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ۞
_"Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah (dengan mengerjakan perintah-Nya dan meninggalkan laranganNya); dan hendaklah tiap-tiap diri melihat dan memperhatikan apa yang ia telah sediakan (dari amal-amalnya) untuk hari esok (hari akhirat). Dan (sekali lagi diingatkan): Bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Amat Meliputi PengetahuanNya akan segala yang kamu kerjakan."_ [QS. Al-Hasyr 18]

2. Bahwa masalah duniawi itu adalah masalah yang rendah, pasti lenyap, sedikit, dan pasti rusak. Maka perlu diwaspadai supaya selamat dan beruntung;

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ ۞

_"Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."_ [QS. Ali Imran: 185]

*والله اعلم بالصواب ...*
*Semoga bermanfaat dan barokah...*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #112

Tuesday, April 10, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Selasa, 10 April 2018/23 Rajab 1439 H.

*"Menolong Seorang Muslim adalah Amal Shalih yang Sangat Agung"*

عن أبى هريرة رضي الله عنه قال،قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ، يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمِ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ، لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ (رواه مسلم)

Artinya :
_Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah SAW. bersabda : "Barangsiapa melepaskan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan di hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang kesulitan, Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat, dan Allah akan senantiasa menolong seorang hamba, selama hamba tersebut menolong saudaranya. Dan barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu agama, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga dengan ilmu tersebut , dan tidaklah ada satu kaum yang berkumpul di rumah Allah; membaca kitab Allah dan saling mengajarkannya di antara mereka, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, dicurahkan kepada mereka rahmat, malaikat meliputi mereka dan Allah menyebut mereka di hadapan malaikat yang ada di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalannya, tidak akan dipercepat oleh nasabnya?."_ [HR. Muslim]

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Allah memerintahkan kita untuk meringankan beban orang lain, dan Dia berjanji akan meringankan beban kita.
2. Allah memerintahkan kita untuk tidak memberikan kesulitan kepada orang lain, maka Allah tidak akan mempersulit kita pada hari kiamat.
3. Allah memerintahkan kita untuk menutup aib orang lain, maka Allah pun akan menutup aib kita (menjaga kehormatan kita).
4. Allah akan senantiasa menolong seseorang selama dia mau membantu saudaranya (orang lain).
5. Hadits yang mulia ini juga menerangkan keutamaan ilmu dan penuntut ilmu, serta hubungannya yang sangat erat dengan iman dan kasih sayang terhadap kaum mukminin.
6. Peringatan untuk tidak tertipu dengan kemuliaan nasab dan kehebatan nenek moyang, karena yang meninggikan derajat seseorang adalah amal-amal shalihnya sendiri, bukan karena nasab dan keturunan.

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

1. Kewajiban menjaga dan menguatkan persaudaraan antara kaum mukminin dengan saling memperhatikan dan tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan;

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ۞

_“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.”_ [QS. Al-Hujurat: 10]

2. Kebaikan orang yang menuntut ilmu;

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ ۞

_"Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."_ [QS. Al-Mujadilah : 11]

3. "Barangsiapa yang lambat amalannya, tidak akan dipercepat oleh nasabnya", maknanya adalah amalanlah yang dapat mengantarkan seseorang meraih ketinggian derajat di akhirat;
وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا ۞

_“Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (sesuai) dengan apa yang dikerjakannya.”_ (QS. Al-An’am: 132)

4. Allah menetapkan adanya balasan karena amalan, bukan karena nasab, sebagaimana firman-Nya;

فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَاءَلُونَ ۞

_“Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya.”_ (QS. Al-Mukminun: 101)

*والله اعلم بالصواب ...*
*Semoga bermanfaat dan barokah...*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #111

Monday, April 9, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Senin, 9 April 2018/22 Rajab 1439 H.

*"Larangan Shalat dalam Kondisi Mengantuk Berat"*

عن عائشة رضي الله عنها: أنَّ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((إِذَا نَعَسَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ يُصَلِّي فَلْيَرْقُدْ حَتَّى يَذْهَبَ عَنْهُ النَّومُ، فإِنَّ أحدكم إِذَا صَلَّى وَهُوَ نَاعِسٌ لا يَدْرِي لَعَلَّهُ يَذْهَبُ يَسْتَغْفِرُ فَيَسُبُّ نَفْسَهُ)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Artinya :
_Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda: "Jikalau seseorang dari engkau semua mengantuk dan ia sedang shalat, maka baiknya ia tidur dulu, sehingga hilanglah kantuk tidurnya. Sebab sesungguhnya seseorang dari engkau semua itu jikalau shalat sedang ia mengantuk, maka ia tidak tahu, barangkali ia memulai memohonkan pengampunan - kepada Allah, tetapi ia lalu mencaci maki dirinya sendiri."_ (Muttafaq 'alaih)

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Larangan mengerjakan shalat dalam keadaan mengantuk berat.
2. Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan; ‘Ungkapan (maka tidurlah) Muhallab mengatakan, “Sesungguhnya hal ini waktu shalat malam karena shalat wajib bukan pada waktu tidur. Dan tidak panjang yang mengharuskan seperti itu.”
3. Imam An"Nawawi rahimahullah mengatakan, “Ini umum mencakup shalat wajib dan sunah baik siang maupun malam. Ini adalah mazhab kami dan jumhur. Akan tetapi tidak sampai keluar dari waktunya. Qodhi mengatakan, “Malik dan sekelompok ulama' memahami hal itu sunah malam hari karena ia seringkali waktu tidur.
4. Difahami darinya bahwa derajat mengantuk yang ada dalam nash adalah derajat dimana seseorang tidak sadar dan tidak dapat memahami apa yang dikatakan.
5. Untuk menyikapi semua itu, supaya tatkala sholat tidak ngantuk berat, sebelum datang waktu sholat bila ngantuk tidur dulu sehingga waktu sholat benar-benar fres sehingga ngantuk/tidur tidak mengganggu sholat kita.

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

❀ Shalat dikerjakan dengan khusyuk tidak sekedar berdiri di atas sajadah hatinya kemana-mana atau tidak tau apa yang dibaca. Sebelum diharamkan khomer dengan cara halus untuk menjauhkan khomer. Maka juga bisa dimaknai tatkala sholat jangan sampai dalam keadaan ngantuk berat bahkan dampai tidur;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلاةَ وَأَنْتُمْ سُكارى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ ۞
_"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian shalat, sedang kalian dalam keadaan mabuk, sehingga kalian mengerti apa yang kalian ucapkan,"_ [QS. An-Nisa' : 43].

*والله اعلم بالصواب ...*
*Semoga bermanfaat dan barokah...*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #110

Sunday, April 8, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Ahad, 8 April 2018/21 Rajab 1439 H.

*"Mengerjakan Shalat Dalam Keadaan Semangat"*

عن أنس رضي الله عنه قَالَ: دَخَلَ النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم المَسْجِدَ فَإِذَا حَبْلٌ مَمْدُودٌ بَيْنَ السَّارِيَتَيْنِ، فَقَالَ: ((مَا هَذَا الحَبْلُ؟)) قالُوا: هَذَا حَبْلٌ لِزَيْنَبَ، فَإِذَا فَتَرَتْ تَعَلَّقَتْ بِهِ. فَقَالَ النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم: ((حُلُّوهُ، لِيُصلِّ أَحَدُكُمْ نَشَاطَهُ فَإِذَا فَتَرَ فَلْيَرْقُدْ)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Artinya :
_Dari Anas ra., katanya: "Nabi SAW. masuk ke dalam masjid, tiba-tiba tampak di situ ada seutas tali yang memanjang antara dua tiang. Beliau SAW. bertanya: "Tali apakah ini?" Orang-orang menjawab: "Ini adalah kepunyaan Zainab, jikalau ia sudah malas - lelah bersembahyang, ia menggantung di situ." Nabi SAW. lalu bersabda: "Lepaskan sajalah. Baiklah seseorang itu melakukan shalat (sunnah) di waktu ia sedang bersemangat, maka jikalau ia telah merasa malas, baiklah ia tidur saja."_ (Muttafaq 'alaih)

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Hadits ini menganjurkan kita untuk sederhana dalam beribadah.
2. Melarang untuk memperkeras dalam beribadah, maka kalau sudah payah atau kantuk hendaklah tidur dulu.
3. Melakukan shalat (sunah) dianjurkan dalam keadaan fres, semangat.
4. Jelaslah bahwa jika dalam keadaan mengantuk hindarilah shalat sunnah, atau buatlah badan sehat dan bugar terlebih dahulu baru kemudian menjalankan shalat. Pada dasarnya Syari'at Islam tidak pernah memaksa seseorang untuk menjalankan dalam keadaan yang berat. Seperti yang pernah Rasulullah larang terhadap Zainab.
5. Diperbolehkan shalat sunah bagi wanita di masjid apabila aman dari fitnah.

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

❀ Allah SWT. menghendaki kemudahan bukan kesulitan;

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۞

_"Allah menghendaki kemudahan bagi kalian, dan tidak menghendaki kesukaran bagi kalian."_ (QS Al-Baqarah: 185)

*والله اعلم بالصواب ...*
*Semoga bermanfaat dan barokah...*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #109

Saturday, April 7, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Sabtu, 7 April 2018/20 Rajab 1439 H.

*"Hakekat Kaya adalah Kaya Jiwa"*

عن عبدالله بن عمرو ابن عاس رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ. (رواه مسلم)
Artinya :
_Dari Abdullah bin Amr Ibnu 'As radhiyallahu Anhu berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Sungguh sangat beruntung orang yang telah masuk Islam, diberikan rizki yang cukup dan Allah menjadikannya merasa puas dengan apa yang diberikan kepadanya.”_ (HR. Muslim)

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Seandainya seseorang mengetahui kenikmatan yang seolah-olah dia mendapatkan dunia seluruhnya, tentu betul-betul dia akan mensyukurinya dan selalu merasa qona’ah (berkecukupan).
2. Kenikmatan tersebut adalah kenikmatan memperoleh makanan untuk hari yang dia jalani saat ini, kenikmatan aman di tempat tinggal dan kenikmatan kesehatan badan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

من أصبح منكم آمنا في سربه معافى في جسده عنده قوت يومه فكأنما حيزت له الدنيا (رواه الترمذى)

_“Barangsiapa di antara kalian merasa aman di tempat tinggalnya, diberikan kesehatan badan, dan diberi makanan untuk hari itu, maka seolah-olah dia telah memiliki dunia seluruhnya.”_ (HR. Tirmidzi)

3. Oleh karena itu, banyak berdo’alah kepada Allah agar selalu diberi kecukupan. Do’a yang selalu dipanjatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah do’a:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى (رواه مسلم)

_“Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal ‘afaf wal ghina.”_ (Ya Allah, aku meminta kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, diberikan sifat ‘afaf dan ghina). (HR. Muslim)
4. Imam An Nawawi -rahimahullah- mengatakan; " *'Afaf dan ‘iffah* bermakna menjauhkan dan menahan diri dari hal yang tidak diperbolehkan. Sedangkan *al ghina* adalah hati yang selalu merasa cukup dan tidak butuh pada apa yang ada di sisi manusia.” (Syarh Muslim, 17/41)
5. Semoga Allah selalu memberikan kepada kita sifat *‘afaf dan ghina*. Amin ...

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

1. Allah SWT. mengingatkan kepada makhluk-Nya akan semua nikmat yang telah Dia limpahkan kepada mereka;

أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلا هُدًى وَلا كِتَابٍ مُنِيرٍ ۞

_"Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)-mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan."_ [QS. Luqman: 20]

2. Allah telah memberikan karunia keamanan dan banyak kemurahan kepada mereka, maka hendaklah mereka menyembah-Nya dengan mengesakan-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya;

الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ ۞

_"Yang memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan rasa lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan."_ (QS. Quraisy: 4)

*والله اعلم بالصواب ...*
*Semoga bermanfaat dan barokah...*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #108

Friday, April 6, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Jum'at, 6 April 2018/19 Rajab 1439 H.

*"Cara Mudah Mensyukuri Nikmat"*

ْ عن أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ قَالَ أَبُوْ مُعَاوِيَةَ “عَلَيْكُمْ”. (رواه مسلم)

Artinya :
_Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda: ”Pandanglah orang yang berada di bawah kalian, jangan memandang yang ada di atas kalian, itu lebih baik membuat kalian tidak mengkufuri nikmat Allah." Abu mu’awiyah berkata: "atas diri kalian.”_ [HR. Muslim]

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Dengan memiliki sifat yang mulia ini yaitu selalu memandang orang di bawahnya dalam masalah dunia, seseorang akan merealisasikan syukur kepada Allah dengan sebenarnya.
2. Jika seseorang selalu melihat orang yang berada di atasnya (dalam masalah harta dan dunia), maka dia pasti akan menganggap kecil nikmat Allah yang ada pada dirinya dan dia selalu merasa kurang, bahkan ingin mendapatkan yang lebih dari orang lain.
3. Cara mengobati penyakit semacam ini, hendaklah seseorang melihat orang yang berada di bawahnya (dalam masalah harta dan dunia). Dengan melakukan semcam ini, seseorang akan ridho dan bersyukur, juga rasa tamaknya (rakusnya terhadap harta dan dunia) akan berkurang.
4. Jika seseorang sering memandang orang yang berada di atasnya, dia akan selalu mengingkari dan tidak puas terhadap nikmat Allah yang diberikan padanya. Namun, jika dia mengalihkan pandangannya kepada orang di bawahnya, hal ini akan membuatnya ridho dan bersyukur atas nikmat-nikmat Allah yang dikaruniakan kepadanya.
5. Dalam masalah agama, cara pandangnya harus berkebalikan dengan masalah materi dan dunia. Hendaklah seseorang dalam masalah agama dan ibadah untuk bekal di akhirat kelak harus selalu memandang orang yang berada di atasnya. Haruslah seseorang memandang bahwa amalan sholeh yang dia lakukan masih sedikit dan masih kalah jauhnya dibanding para Nabi, shiddiqin, syuhada’ dan orang-orang sholeh. Para salafush sholeh yang sangat bersemangat sekali dalam kebaikan, dalam amalan shalat, puasa, sedekah, membaca Al Qur’an, menuntut ilmu dan amalan lainnya.
6. Haruslah setiap orang memiliki cara pandang semacam ini dalam masalah agama, ketaatan, pendekatan dirinya kepada Allah SWT., juga dalam meraih pahala dan surga. Sikap yang benar, hendaklah seseorang berusaha melakukan kebaikan sebagaimana yang sudau dilakukan oleh salafush sholeh. Inilah yang dinamakan berlomba-lomba dalam kebaikan.

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

1. Janji Allah terhadap orang yang mau bersyukur terhadap nikmat-nikmatNya dan ancaman bagi yang mengkufurinya;:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ  ۖ  وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ ۞

_"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."_ [QS. Ibrahim: 7]

2. Dan sesungguhnya nikmat-nikmat Allah itu jauh lebih banyak daripada apa yang dihitung-hitung oleh hamba-hamba-Nya;

وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الإنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ ۞

_"Dan Dia telah memberikan kepada kalian (keperluan kalian) dari segala apa yang kalian mohonkan kepada-Nya. Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, tidaklah dapat kalian menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)."_ [QS. Ibrahim: 34]

3. Meskipun nikmat-nikmat Allah begitu melimpah diberikan kepada hambanya, namun ternyata hanya sedikit sekali yang mau mensyukurinya;

وَهُوَ الَّذِىٓ أَنْشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصٰرَ وَالْأَفْئِدَةَ  ۚ  قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ ۞

_"Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur."_ [QS. Al-Mu'minun : 78]
*والله اعلم بالصواب ...*
*Semoga bermanfaat dan barokah...*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

HADITS #107

Thursday, April 5, 2018

*ONE DAY ONE HADITS*
Kamis, 5 April 2018/18 Rajab 1439 H.

*"Berdialog Bersama Allah Saat Membaca Al-Fatihah dalam Shalat"*

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَنْ صَلَّى صَلاَةً لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهْىَ خِدَاجٌ – ثَلاَثًا – غَيْرُ تَمَامٍ ». فَقِيلَ لأَبِى هُرَيْرَةَ إِنَّا نَكُونُ وَرَاءَ الإِمَامِ. فَقَالَ اقْرَأْ بِهَا فِى نَفْسِكَ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « قَالَ اللَّهُ تَعَالَى قَسَمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ ( الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى حَمِدَنِى عَبْدِى وَإِذَا قَالَ (الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَثْنَى عَلَىَّ عَبْدِى. وَإِذَا قَالَ (مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ). قَالَ مَجَّدَنِى عَبْدِى – وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَىَّ عَبْدِى – فَإِذَا قَالَ (إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ). قَالَ هَذَا بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ. فَإِذَا قَالَ (اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ). قَالَ هَذَا لِعَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ ». (رواه مسلم/٣٩٥)
Artinya:
_Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda; “Barangsiapa yang shalat lalu tidak membaca Ummul Qur’an (yaitu Al Fatihah), maka shalatnya kurang (tidak sah) -beliau mengulanginya tiga kali-, maksudnya tidak sempurna.” Maka dikatakan pada Abu Hurairah bahwa kami shalat di belakang imam. Abu Hurairah berkata; “Bacalah Al Fatihah untuk diri kalian sendiri karena aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda; “Allah Ta’ala berfirman: Aku membagi shalat (maksudnya: Al Fatihah) menjadi dua bagian, yaitu antara diri-Ku dan hamba-Ku dua bagian dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika hamba mengucapkan : ’alhamdulillahi robbil ‘alamin (segala puji hanya milik Allah)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah memuji-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘ar rahmanir rahiim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah menyanjung-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘maaliki yaumiddiin (Yang Menguasai hari pembalasan)’, Allah berfirman: Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku. Beliau berkata sesekali: Hamba-Ku telah memberi kuasa penuh pada-Ku. Jika ia mengucapkan ‘iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan)’, Allah berfirman: Ini antara-Ku dan hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika ia mengucapkan ‘ihdiinash shiroothol mustaqiim, shirootolladzina an’amta ‘alaihim, ghoiril magdhuubi ‘alaihim wa laaddhoollin’ (tunjukkanlah pada kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan orang-orang yang telah Engkau murkai dan bukan pula jalan orang yang sesat), Allah berfirman: Ini untuk hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta.”_  (HR. Muslim no. 395).

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Hadits ini menunjukkan bahwa membaca Surat al-Fatihah adalah termasuk Rukun Shalat, karena Allah menyebut Surat al-Fatihah dengan kata shalat.
2. Surat Al-Fatihah disebut shalat, karena surat ini wajib dibaca saat shalat. Dan seorang hamba yang membaca surat ini ketika shalat, dia hakekatnya sedang melakukan dialog bersama Rabnya.
3. Allah membagi bacaan Surat Al-Fatihah dalam shalat menjadi dua, setengah untuk Allah dan setengah untuk hamba-Nya. Setengah untuk Allah ada di bagian awal, bentuknya adalah pujian untuk Allah. Mulai dari ayat, ‘Alhamdulillahi rabbil ‘alamin’ sampai ‘Maliki yaumiddin.’
Sementara setengahnya untuk hamba-Nya, yaitu do'a memohon petunjuk Allah SWT. agar seperti orang yang telah mendapat nikmat.
4. Ada satu ayat yang dibagi dua, yaitu ayat iyyaaka na’budu wa iyyaka nasta’in, setengah untuk hamba, dan setengah untuk Allah. Iyyaka na’budu, ini untuk Allah, dan iyyaka nasta’in, ini untuk hamba.
5. Itulah dialog antara hamba dengan Allah SWT. saat dia membaca surat al-Fatihah minimal 17 kali dalam sehari semalam ketika shalat fardhu 'ain dan maksimalnya tak terbatas. Dengan demikian, semoga semakin meningkatkan rasa khusyu’ kita ketika menjalani ibadah shalat.

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

1. Maka Esakanlah Aku dan sembahlah Aku dan shalatlah kamu untuk mengingat-Ku;

فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلاةَ لِذِكْرِي ۞

_"Maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku."_ (QS. Thaha: 14)

2. Sungguh telah beruntung, berbahagia, dan memperoleh keberhasilan mereka yang beriman lagi khusyu' ketika shalat;

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ ۞

_"Sesungguhnya  beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya."_ (QS. Al Mu’minun: 1-2).

*والله اعلم بالصواب ...*
*Semoga bermanfaat dan barokah...*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

Subscribe to my Newsletter