Kamis, 5 April 2018/18 Rajab 1439 H.
*"Berdialog Bersama Allah Saat Membaca Al-Fatihah dalam Shalat"*
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَنْ صَلَّى صَلاَةً لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهْىَ خِدَاجٌ – ثَلاَثًا – غَيْرُ تَمَامٍ ». فَقِيلَ لأَبِى هُرَيْرَةَ إِنَّا نَكُونُ وَرَاءَ الإِمَامِ. فَقَالَ اقْرَأْ بِهَا فِى نَفْسِكَ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « قَالَ اللَّهُ تَعَالَى قَسَمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ ( الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى حَمِدَنِى عَبْدِى وَإِذَا قَالَ (الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَثْنَى عَلَىَّ عَبْدِى. وَإِذَا قَالَ (مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ). قَالَ مَجَّدَنِى عَبْدِى – وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَىَّ عَبْدِى – فَإِذَا قَالَ (إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ). قَالَ هَذَا بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ. فَإِذَا قَالَ (اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ). قَالَ هَذَا لِعَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ ». (رواه مسلم/٣٩٥)
Artinya:
_Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda; “Barangsiapa yang shalat lalu tidak membaca Ummul Qur’an (yaitu Al Fatihah), maka shalatnya kurang (tidak sah) -beliau mengulanginya tiga kali-, maksudnya tidak sempurna.” Maka dikatakan pada Abu Hurairah bahwa kami shalat di belakang imam. Abu Hurairah berkata; “Bacalah Al Fatihah untuk diri kalian sendiri karena aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda; “Allah Ta’ala berfirman: Aku membagi shalat (maksudnya: Al Fatihah) menjadi dua bagian, yaitu antara diri-Ku dan hamba-Ku dua bagian dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika hamba mengucapkan : ’alhamdulillahi robbil ‘alamin (segala puji hanya milik Allah)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah memuji-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘ar rahmanir rahiim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah menyanjung-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘maaliki yaumiddiin (Yang Menguasai hari pembalasan)’, Allah berfirman: Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku. Beliau berkata sesekali: Hamba-Ku telah memberi kuasa penuh pada-Ku. Jika ia mengucapkan ‘iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan)’, Allah berfirman: Ini antara-Ku dan hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika ia mengucapkan ‘ihdiinash shiroothol mustaqiim, shirootolladzina an’amta ‘alaihim, ghoiril magdhuubi ‘alaihim wa laaddhoollin’ (tunjukkanlah pada kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan orang-orang yang telah Engkau murkai dan bukan pula jalan orang yang sesat), Allah berfirman: Ini untuk hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta.”_ (HR. Muslim no. 395).
*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*
1. Hadits ini menunjukkan bahwa membaca Surat al-Fatihah adalah termasuk Rukun Shalat, karena Allah menyebut Surat al-Fatihah dengan kata shalat.
2. Surat Al-Fatihah disebut shalat, karena surat ini wajib dibaca saat shalat. Dan seorang hamba yang membaca surat ini ketika shalat, dia hakekatnya sedang melakukan dialog bersama Rabnya.
3. Allah membagi bacaan Surat Al-Fatihah dalam shalat menjadi dua, setengah untuk Allah dan setengah untuk hamba-Nya. Setengah untuk Allah ada di bagian awal, bentuknya adalah pujian untuk Allah. Mulai dari ayat, ‘Alhamdulillahi rabbil ‘alamin’ sampai ‘Maliki yaumiddin.’
Sementara setengahnya untuk hamba-Nya, yaitu do'a memohon petunjuk Allah SWT. agar seperti orang yang telah mendapat nikmat.
4. Ada satu ayat yang dibagi dua, yaitu ayat iyyaaka na’budu wa iyyaka nasta’in, setengah untuk hamba, dan setengah untuk Allah. Iyyaka na’budu, ini untuk Allah, dan iyyaka nasta’in, ini untuk hamba.
5. Itulah dialog antara hamba dengan Allah SWT. saat dia membaca surat al-Fatihah minimal 17 kali dalam sehari semalam ketika shalat fardhu 'ain dan maksimalnya tak terbatas. Dengan demikian, semoga semakin meningkatkan rasa khusyu’ kita ketika menjalani ibadah shalat.
*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*
1. Maka Esakanlah Aku dan sembahlah Aku dan shalatlah kamu untuk mengingat-Ku;
فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلاةَ لِذِكْرِي ۞
_"Maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku."_ (QS. Thaha: 14)
2. Sungguh telah beruntung, berbahagia, dan memperoleh keberhasilan mereka yang beriman lagi khusyu' ketika shalat;
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ ۞
_"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya."_ (QS. Al Mu’minun: 1-2).
*والله اعلم بالصواب ...*
*Semoga bermanfaat dan barokah...*
•┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•
0 komentar:
Post a Comment