Rabu, 4 April 2018/17 Rajab 1439 H.
*"Kenikmatan dan Ketenangan Hidup"*
حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ وَمُجَاهِدُ بْنُ مُوسَى قَالَا حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي شُمَيْلَةَ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ مِحْصَنٍ الْأَنْصَارِيِّ عَنْ أَبِيهِ، قال: قال رَسُولُ اللَّهِ مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا .(رواه ابن ماجه/٤١٤١ا)
Artinya :
_Telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Sa’id dan Mujahid bin Musa, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Marwan bin Mu’awiyah, telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Abu Syumailah dari Salamah bin ‘Ubaidillah bin Mihshan al-Anshari dari ayahnya dia berkata, Rasulullah SAW. bersabda; “Barangsiapa yang di pagi hari sehat badannya, tenang jiwanya, dan dia mempunyai makanan di hari itu, maka seolah-olah dunia ini dikaruniakan kepadanya.”_ (HR. Ibnu Majah; dalam kitab “az-Zuhd”, bab “al-Qana’ah” no. 4141).
*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*
1. Setiap manusia, apalagi sebagai seorang muslim, tentu mendambakan kehidupan yang menyenangkan di dunia ini, bahkan kalau perlu seolah-olah dunia ini menjadi milik nya.
2. Untuk bisa merasakan kenikmatan dan ketenangan hidup di dunia ini, ada tiga perkara yang harus dicapai oleh seorang muslim; (1) sehat badannya, (2) tenang jiwanya, dan (3) dia mempunyai makanan di hari itu,
3. Badan yang sehat merupakan suatu kenikmatan tersendiri bagi manusia yang tidak ternilai harganya, rasanya tidak ada artinya segala sesuatu yang kita miliki bila kita tidak memiliki kesehatan jasmani. Apa artinya harta yang berlimpah dengan mobil yang mahal harganya, rumah yang besar dan bagus, kedudukan yang tinggi dan segala sesuatu yang sebenarnya menyenangkan untuk hidup di dunia ini bila kita tidak sehat. Oleh karena kesehatan bukan hanya harus dibanggakan dihadapan orang lain, tetapi yang lebih penting lagi adalah harus disyukuri kepada yang menganugerahkannya, yakni Allah SWT.
4. Hal yang tidak kalah pentingnya dari badan yang sehat adalah jiwa yang tenang, sebab apa artinya manusia memiliki badan yang sehat bila jiwanya tidak tenang, bahkan badan yang sakit sekalipun tidak menjadi persoalan yang terlalu memberatkan bila dihadapi dengan jiwa yang tenang, bahkan ketenangan jiwa bisa menjadi modal yang besar untuk bisa sembuh dari berbagai penyakit.
5. Jiwa yang tenang adalah jiwa yang selalu berorientasi kepada Allah SWT. Oleh karena itu, orang yang ingin meraih ketenangan hidup dalam menjalani kehidupan dengan segala aktivitasnya harus karena Allah SWT, dengan ketentuan yang telah digariskan Allah SWT., dan dengan niatan untuk meraih ridha-Nya.
6. Dengan demikian, sumber ketenangan hidup bagi seorang muslim adalah keimanan kepada Allah SWT. dan ia selalu berdzikir kepada-Nya.
7. Oleh karena itu, memiliki makanan yang cukup atau perekonomian yang memadai merupakan suatu kenikmatan tersendiri dalam hidup ini. Sedangkan bila kondisi kehidupan seseorang dalam keadaan lapar, dan ia tidur dalam keadaan yang demikian, maka hal itu merupakan sesuatu yang sangat jelek, karenanya Rasulullah SAW. selalu berdo’a sebagaimana terdapat dalam hadits;
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُوعِ فَإِنَّهُ بِئْسَ الضَّجِيعُ .
_“Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari rasa lapar, karena ia adalah teman tidur yang paling jelek."_ [HR. Abu Dawud, dalam kitab: Witir, bab: al-Isti’adzah (Minta Perlindungan)]
*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al Qur'an :*
1. Jiwa yang tenang adalah jiwa yang selalu berorientasi kepada Allah SWT., karena itu orang yang ingin meraih ketenangan hidup menjalani kehidupan dengan segala aktivitasnya harus karena Allah SWT., dengan ketentuan yang telah digariskan Allah SWT., dan untuk meraih ridha dari-Nya. Dengan demikian, sumber ketenangan hidup bagi seorang muslim adalah keimanan kepada Allah SWT.;
الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ۞
_“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram (tenang) dengan mengingat Allah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.”_ (QS. ar-Ra’ad: 28).
2. Disamping itu, seandainya kematian akan menjemput dirinya, keimanan kepada Allah SWT. dengan segala aplikasinya tidak akan membuat seorang muslim takut kepada mati, bahkan ia akan menyambut kematian itu dengan jiwa yang tenang, Allah SWT.-pun memanggilnya dengan panggilan yang menyenangkan;
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ، ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً، فَادْخُلِي فِي عِبَادِي، وَادْخُلِي جَنَّتِي ۞
_“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku.”_ (QS. Al-Fajr : 27 – 30).
*والله اعلم بالصواب ...*
*Semoga bermanfaat dan barokah...*
•┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•
0 komentar:
Post a Comment