Sabtu, 5 Mei 2018 / 19 Sya'ban 1439 H.
*"Akhlak dalam Menuntut Ilmu"*
*•┈◎❅(Edisi Pendidikan 4)❅◎┈•*
حدثنا محمد بن سنان قال: حدثنا فليح (ح). وحدثني إبراهيم بن المنذر قال: حدثنا محمد بن فليح قال: حدثني أبي قال: حدثني هلال بن علي، عن عطاء بن يسار، عن أبي هريرة قال: بينما النبي صلى الله عليه وسلم في مجلس يحدث القوم، جاءه أعرابي فقال: متى الساعة؟. فمضى رسول الله صلى الله عليه وسلم يحدث، فقال بعض القوم: سمع ما قال فكره ما قال. وقال بعضهم: بل لم يسمع. حتى إذ قضى حديثه قال: أين – أراه – السائل عن الساعة. قال: ها أنا يا رسول الله، قال: فإذا ضعيت الأمانة فانتظر الساعة. قال: كيف إضاعتها؟ قال: إذا وسد الأمر إلى غير أهله فانتظر الساعة. (رواه البخارى)
Artinya:
_Muhammad bin Sinan menceritakan kepadaku, beliau berkata, Falih menceritakan kepadaku dan Ibrahim bin Mundzir menceritakan kepadaku, beliau berkata, Muhammad bin Falih menceritakan kepadaku, beliau berkata, bapakku menceritakan kepadaku, beliau berkata, Hilal bin Ali menceritakan kepadaku dari atho’ bin Yasar dari Abi Hurairah beliau berkata: "Pada suatu hari Nabi SAW dalam suatu majlis sedang berbicara dengan sebuah kaum, datanglah kepada beliau orang badui dan bertanya," kapan kiamat datang?” maka Rasulullah meneruskan pembicaraannya. Maka sebagian kaum berkata, "beliau dengar apa yang diucapkan dan beliau tidak suka apa yang dikatakannya.” Sebagian lagi berkata, ”beliau tidak mendengarnya.” Setelah beliau selesai dari pembicaraannya beliau berkata, ”dimana orang yang bertanya tentang kiamat?.” Saya ya Rasulullah.” Beliau bersabda, ”Ketika amanat disia-siakan maka tunggu saja kedatangan kiamat.” Orang itu bertanya lagi, ”Bagaimana menyia-nyiakan amanat?.” Beliau bersabda: "Ketika sesuatu perkara diserahkan kepada selain ahlinya maka tunggulah datangnya kiamat (kehancurannya).”_ (HR. Imam Bukhori)
*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*
1. Diantara etika dalam menuntut ilmu, maka hendaknya kita jangan memotong pembicaraan orang lain ketika hendak bertanya tentang suatu ilmu, karena memotong pembicaraan orang lain untuk tujuan apapun tidak dibenarkan sama sekali. Termasuk di dalamnya adalah menginterupsi guru atau dosen yang sedang mengajar dengan sebuah pertanyaan sebelum sang guru/dosen tersebut memberikan waktu khusus untuk bertanya kepadanya.
2. Memotong pembicaraan guru atau dosen termasuk su’ul adab (akhlak yang buruk) kepada sang guru, dan itu bisa mengurangi keberkahan ilmu yang ia dapatkan.
3. Apabila si penanya telah menyampaikan pertanyaannya sementara kita masih serius dalam pembicaraan maka kita lanjutkan pembicaraan sampai selesai, baru kemudian menjawab pertanyaan yang disampaikan. Hal itu dimaksudkan agar tujuan dari pembicaraan tidak terputus.
4. Disamping itu hadits di atas juga memberikan informasi pada kita tentang profesionalisme kerja, segala sesuatu harus diserahkan kepada yang membidanginya atau orang yang berkompeten terhadapnya. Sebab menyerahkan sesuatu kepada selain ahlinya hanya akan menyebabkan kehancuran semata. Begitu juga dalam pendidikan, kompetensi guru mutlak diperlukan dalam rangka menunjang mutu pendidikan, sebab tanpa ditangani guru yang kompeten maka tujuan pendidikan tidak akan pernah dapat dicapai.
*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*
1. Diantara etika menuntut ilmu adalah tidak menanyakan sesuatu pengetahuan yang berlebihan;
يَسْئَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسٰىهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّى ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَآ إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْئَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِىٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ۞
_"Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, Kapan terjadi? Katakanlah, Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu, kecuali secara tiba-tiba. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."_ (QS. Al-A'raf/7: 187)
2. Tidak menanyakan sesuatu pengetahuan yang menyusahkan, baik bagi penanya maupun bagi orang yang ditanya;
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَسْئَلُوا عَنْ أَشْيَآءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ وَإِنْ تَسْئَلُوا عَنْهَا حِينَ يُنَزَّلُ الْقُرْءَانُ تُبْدَ لَكُمْ عَفَا اللَّهُ عَنْهَا ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ حَلِيمٌ ۞
_"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, (justru) menyusahkan kamu. Jika kamu menanyakannya ketika Al-Qur'an sedang diturunkan, (niscaya) akan diterangkan kepadamu. Allah telah memaafkan (kamu) tentang hal itu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyantun."_ (QS. Al-Ma'idah/5: 101)
3. Bertanya kepada orang yang memiliki pengetahuan (berilmu) dan jangan pernah menanyakan sesuatu kepada orang yang tidak mengetahuinya (tidak berilmu), karena jika tidak maka justru bukan pencerahan yang akan diperoleh, melainkan kesesatan;
فَسْئَلُوٓا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ ۞
_"Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,"_ (QS. An-Nahl/16: 43)
4. Bertanya dengan tutur kata yang sopan, adab yang santun, dan suara lembut. Allah memberikan contoh bertanya dalam firmanNya;
قُل لِّمَنِ الْأَرْضُ وَمَنْ فِيهَآ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ ۞
_"Katakanlah (Muhammad), Milik siapakah bumi, dan semua yang ada di dalamnya, jika kamu mengetahui?"_ (QS. Al-Mu'minun/23: 84)
*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga barokah dan manfaat....*
•┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•
0 komentar:
Post a Comment