Jum'at, 11 Mei 2018 / 25 Sya'ban 1439 H.
*"Menyambut Ramadhan"*
أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ . (رواه النساءي والبيهقى فى صحيح الترغيب : ٩٨٥)
Artinya :
_“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh berkah. Bulan yang Allah jadikan puasa di dalamnya fardhu (kewajiban). Pada bulan itu, pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dibelenggu pemimpin setan, dan di dalamnya Allah memiliki 1 malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa yang diharamkan dari kebaikannya maka sungguh dia telah benar-benar diharamkan kebaikan.”_ (HR. Al-Nasai dan al-Baihaqi, Shahih al-Targhib, no. 985)
*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*
1. Keutamaan Ramadhan tidak kita sangsikan lagi; dari keberkahan, pahala suatu amal yang dilipatgandakan, dan ampunan. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Siapa yang terhalang kebaikan darinya, sungguh ia orang merugi. Karenanya, setiap muslim harus merasa gembira saat Ramadhan tiba.
2. Imam Ibnu Rajab berkata: _"Hadits ini dasar dalam tahniah dari sebagian manusia kepada sebagian yang lain dengan datangnya bulan Ramadhan, bagaimana seorang mukmin tidak bergembira dengan dibukanya pintu-pintu surga? Bagaimana seorang pendosa tidak bergembira dengan ditutupnya pintu-pintu neraka? Bagaimana orang berakal tidak bergembira dengan masa yang syetan dibelenggu di dalamnya?”_
3. Karenanya, seorang mukmin pantas bergembira dengan datangnya bulan (Ramadhan) ini. Ia bersungguh-sungguh dalam mengerjakan amal shalih di dalamnya. Ia bergembira dengan kedatangannya sebagaimana Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyampaikan kegembiraan kepada sahabatnya dengan kedatangan bulan mulia ini.
4. Berikut ini beberapa bekal yang layak dipersiapkan dalam menyambut Ramadhan:
a. Berdo'a kepada Allah agar menyampaikan umur kita kepada bulan yang mulia ini dalam kondisi sehat wal ‘afiat. Sehingga ia bisa mengisi Ramadhan dengan puasa, qiyamullail/tarawih, dzikir, tilawah al-Qur'an, dan amal-amal shaleh lainnya dengan maksimal.
Sebagian ulama salafush shalih berdo'a kepada Allah agar disampaikan kepada Ramadhan. Lalu mereka berdo'a agar Allah berkenan menerima amal ibadahnya.
Dari Abu 'Amr Al-Auza'ه, ia berkata: Adalah Yahya bin Abi Katsir berdo'a memohon kehadiran bulan Ramadhan:
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنِي إِلَى رَمَضَانَ ، وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ ، وَتُسلمهُ مِنِّي مُتَقَبَّلاً .
_“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.”_ (Hilyatul Auliya', juz 1, hlm. 420)
b. Dengan menjaga hati terhadap kaum muslimin. Yakni jangan sampai ada kebencian dan permusuhan antara kita dan saudara muslim kita. Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy'ari Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda;
إِنَّ اللهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مَشَاحِن .
_"Sesungguhnya Allah menilik pada malam nishfu (pertengahan) Sya'ban, lalu mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik atau orang yang cekcok/permusuhan terhadap saudaranya."_ (HR. Ibnu Majah)
c. Memperbanyak puasa dan membiasakan ibadah di bulan Sya’ban. Di samping karena bulan Sya’ban adalah bulan yang sering dilalaikan manusia dan amal anak Adam diangkat kepada Allah Ta’ala, memperbanyak puasa di bulan Sya’ban juga sebagai persiapan dan pembiasaan diri dengan amal-amal Ramadhan.
d. Memperhatikan amal-amal wajib, seperti shalat berjama'ah lima waktu sehingga saat Ramadhan tiba tidak ada pahala besar yang luput dari kita. Biasakan berjalan kaki ke masjid untuk shalat berjama'ah dalam kondisi suci agar setiap langkah kita berpahala dan menjadi penghapus dosa.
e. Membaca dan mempelajari hukum-hukum puasa dari berbagai kitab, kaset rekaman ceramah para ulama' dan dai/muballigh.
f. Tidak boleh dilupakan pula dalam menyambut Ramadhan adalah Al-Qur'an al-Karim; membaca dan mengkajinya. Lebih utama jika mampu menghatamkan di bulan Sya’ban sehingga ia memulai tilawatul Qur’an dari awal surat. Jika ini dilakukan, insya Allah akan membuatnya ringan menghatamkan qira’atul Qur’an di bulan Ramadhan.
g. Shalat malam juga menjadi bekal yang tak boleh tinggalkan. Karena hadits nabawi menyebutkan keutamaan malam bulan Ramadhan dengan qiyamullail atau shalat tarawih. Jika ia sudah terbiasa dengan shalat malam ini, maka ia akan lebih ringan menjalankan shalat Tarawih berjama'ah dan menghidup-hidupkan malamnya dengan memperbanyak shalat. Ia bisa bermunajat kepada Rabb-nya di malam Ramadhan tanpa merasa berat dan payah.
h. Bekal lain yang tidak kalah urgensinya adalah zikrullah 'Azza Wa Jalla. Dengan zikrullah ini seorang muslim akan dimudahkan dalam menjalankan berbagai aktifitas ibadahnya.
*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*
1. Bulan Ramadhan di antara bulan-bulan lainnya dengan keutamaan yang agung dan keistimewaan yang banyak;
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۞
_“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu yang hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu. Dan barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.”_ (QS. Al-Baqarah/2: 185)
2. Ditutupnya pintu-pintu neraka di bulan ini, disebabkan oleh sedikitnya maksiat yang dapat memasukkan ke dalam neraka;
فَأَمَّا مَنْ طَغَى ۞ وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا ۞ فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى ۞
_“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).”_ (QS. An-Nazi’at/79: 37-39)
*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga barokah dan manfaat....*
•┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•
0 komentar:
Post a Comment